Salah satu tim KKN Tematik Universitas Diponegoro, Chitofudreg, melalui dana hibah yang diberikan oleh P2KKN berhasil mengolah ampas tahu menjadi tepung ampas tahu yang kaya akan protein. Gagasan pengolahan ampas tahu menjadi tepung ampas tahu berawal dari adanya kesadaran bahwa ampas tahu masih menjadi salah satu limbah dari produksi tahu yang jarang dimanfaatkan dengan baik. Ampas tahu memiliki kandungan air sebesar 51,36%, protein 8,66%, lemak 3,79%, dan abu 1,21%. Komposisi gizi yang cukup baik pada ampas tahu dapat dijadikan sumber protein pada pengolahan produk makanan melalui pembuatan tepung ampas tahu.
Percobaan pembuatan tepung ampas tahu telah dilakukan oleh tim Chitofudreg selama lebih dari dua kali percobaan. Percobaan dilakukan untuk mengetahui metode yang tepat dalam pembuatan tepung ampas tahu untuk menghasilkan tepung yang sesuai dengan standar yang dipersyaratkan SNI (Standar Nasional Indonesia). Pembuatan tepung ampas tahu dilakukan di Laboratorium Food Processing (LFP) yang berada di bawah naungan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, tim Chitofudreg menemukan bahwa metode pembuatan tepung ampas tahu yang tepat adalah dengan menggunakan oven dan cabinet dryer atau dehydrator.
Tahapan pembuatan tepung ampas tahu dimulai dengan persiapan alat dan bahan, pemerasan, pengeringan, penghalusan, pengayakan, dan penyimpanan. Persiapan alat dan bahan dilakukan dengan mempersiapkan ampas tahu, kain saring, loyang, dan oven atau dehydrator yang akan digunakan. Ampas tahu diperas dengan menggunakan kain saring untuk mengurangi jumlah airnya. Ampas tahu yang telah diperas tersebut diletakkan secara menyebar di atas loyang. Kemudian, loyang dimasukkan ke dalam oven atau dehydrator. Ampas tahu yang telah kering selanjutnya dihaluskan dengan menggunakan food processor, agar menghasilkan tepung ampas tahu yang lebih halus, dilanjutkan dengan pengayakan menggunakan ayakan 80 mesh. Tepung ampas tahu yang telah lolos ayakan dapat langsung digunakan maupun disimpan dalam wadah yang tertutup dan kedap udara.
Tepung ampas tahu yang telah dibuat oleh tim Chitofudreg kemudian diperkenalkan kepada masyarakat Kelurahan Lamper Lor melalui kegiatan sosialisasi dan pelatihan yang digelar pada hari Sabtu, 16 November 2024. Sosialisasi yang bertemakan "Pemanfaatan Tepung Ampas Tahu sebagai Solusi Inovatif dalam Mengolah Limbah Ampas Tahu" tersebut digelar di Yayasan Badan Wakaf Irsyada di Kelurahan Lamper Lor, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang. Kegiatan sosialisasi dan pelatihan ini dihadiri dan diikuti dengan antusias oleh warga setempat.
Sosialisasi dan pelatihan dimulai pada pukul 10.23 WIB dengan pembukaan oleh pembawa acara. Sambutan pertama oleh ketua tim KKN-T Chitofudreg, Respati, menyampaikan bahwa tujuan dari acara ini adalah untuk memperkenalkan pemanfaatan limbah ampas tahu menjadi produk yang bernilai tambah. Selanjutnya, ketua RW setempat, Bapak Dodik, melalui sambutannya mengatakan bahwa kegiatan sosialisasi dan pelatihan yang digelar ini diharapkan dapat memberdayakan masyarakat sekitar. Bapak Usman selaku Lurah setempat juga menekankan bahwa limbah ampas tahu tidak hanya sekedar dibuang, tetapi juga memiliki potensi yang besar untuk dimanfaatkan menjadi produk bernilai ekonomi. Dukungan penuh diberikan oleh Bapak Widodo selaku pemilik Pabrik Tahu WD dan Ibu Andriy selaku ketua TP PKK Kelurahan Lamper Lor.
Acara inti pemaparan materi dilakukan oleh anggota tim KKN-T Chitofudreg yang menjelaskan tentang profil Pabrik Tahu WD, data limbah ampas tahu yang dihasilkan setiap harinya, dan pentingnya mengolah ampas tahu menjadi produk pangan bernutrisi. Acara inti juga diisi dengan sesi penayangan video dan demonstrasi secara langsung dengan memperlihatkan dan mempraktikkan tahapan pembuatan tepung ampas tahu, mulai dari proses pengeringan, penghalusan, dan pengayakan. Acara inti ini dilanjutkan sesi tanya jawab yang telah berlangsung secara interaktif. Ibu Muji, salah satu pengusaha gorengan, bertanya "Tepung ampas tahu ini kira-kira bisa dipakai untuk membuat mendoan tidak ya?". Kemudian, dijelaskan bahwa tepung ampas tahu dapat digunakan sebagai tepung substitusi, tetapi tetap memerlukan tepung terigu untuk menciptakan hasil yang optimal. Pertanyaan lain dari Bapak Usman tentang pemanfaatan sisa ampas juga dijawab dengan penjelasan bahwa residu ampas dapat digunakan sebagai bahan tambahan untuk produk makanan seperti bakso.
Acara sosialisasi dan pelatihan ditutup dengan sesi papan harapan, di mana peserta menyampaikan kesan dan pesan mereka melalui sticky notes, serta penyerahan simbolis tepung ampas tahu kepada Bapak Widodo, Bapak Dodik, Bapak Usman, dan Ibu Andriy. Harapannya, sosialisasi dan pelatihan ini dapat membantu masyarakat setempat untuk mengolah ampas tahu menjadi tepung yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai pengolahan pangan sehingga dihasilkan produk makanan kaya protein yang dapat memenuhi kebutuhan gizi harian warga. Selain itu, sosialisasi dan pelatihan ini juga diharapkan dapat membantu meningkatkan ekonomi dan memajukan UMKM masyarakat setempat sesuai dengan tema KKN Chitofudreg, yakni "Penguatan Hilirisasi Sektor Agribisnis Kedelai melalui Pemberdayaan UKM Tahu di Kota Semarang dalam Meningkatkan Nilai Tambah Ampas Tahu".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H