Di wilayah asia tenggara, Indonesia memiliki angka prevalensi tertinggi kedua di dunia setelah kamboja tentang kasus terhambatnya pertumbuhan pada anak berusia 1000 hari, sementara Kalimantan Selatan menurut data dari penapisan potensi risiko pendataan keluarga Indonesia untuk provinsi Kalimantan Selatan berpotensi risiko sebanyak 8.122 keluarga.
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pentingnya pencegahan dalam mengatasi terhambatnya pertumbuhan anak selain pola makan dan pola asuh juga bisa dengan mengedukasi masyarakat dan memberikan informasi terkait bagaimana agar anak tidak mengalami halangan saat pertumbuhannya.
Hal ini sangat membantu terutama bagi ibu yang mempunyai anak atau sedang merencanakan anak (hamil) agar mencegah terjadinya penyakit kerdil atau susah tumbuh bagi anak berusia 1000 hari, sebab itulah dilakukan penyuluhan tentang psikoedukasi yang dioptimalkan posyandu dalam memberikan pendekatan dan perawatan kepada anak yang terkena penyakit tersebut.
Kejadian anak susah tumbuh dipengaruhi oleh berbagai faktor pertama tingkat pendidikan ibu, kedua pengetahuan gizi, ketiga pendapatan keluarga dan terakhir adalah ASI. Dalam memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak nutrisi memainkan peran sangat penting karena keadaan status gizi yang ditandai dengan anak kurus, normal atau obesitas dapat digunakan untuk menilai kecukupan asupan gizi pada anak.
Edukasi mengenai terhambatnya pertumbuhan anak sangat penting karena masyarakat perlu mengetahui apa faktor penyebab dan ciri-cirinya serta pencegahannya. Hal ini karena tidak sedikit masyarakat yang salah mengartikan mengenai ciri-ciri dan penyebab terhambatnya pertumbuhan pada anak itu sendiri. Terhambatnya pertumbuhan pada anak dapat dicegah dengan cara memenuhi asupan nutrisi pada anak dan ibu hamil, selain itu pengetahuan mengenai terhambatnya pertumbuhan anak juga sangat penting sebagai salah satu alternatif pencegahan terhambatnya pertumbuhan anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H