Surabaya- Mahasiswa KKN kelompok 81 Universitas Pembangunan Nasional yang di tempatkan di Kelurahan Lidah Kulon melakukan pembuatan pot tanaman dari botol bekas yang akan dijadikan wadah penanaman atau yg disebut dengan vertikultur. Vertikultur adalah sistem budidaya pertanian atau cara berkebun dengan media tanam yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat, baik indoor ataupun outdoor. Ingin berkebun tapi tak ada lahan kosong di sekitar rumah? Tenang, Anda masih bisa berkebun dengan teknik vertikultur. Supaya Anda lebih memahami apa itu vertikultur, mari bedah istilahnya terlebih dahulu. Vertikultur merupakan gabungan dari dua kata, yaitu vertical dan culture. Vertical sendiri memiliki arti berdiri, sedangkan culture artinya budaya. Kedua kata ini berasal dari bahasa Inggris.
Tujuan dari vertikultur adalah menyiasati lahan sempit di wilayah perkotaan. Sehingga orang yang tak punya lahan atau tanah pun tetap bisa produktif di bidang pertanian.
Kelebihan
Karena disusun secara vertikal, sistem bertanam ini sudah jelas dapat mengefisiensikan penggunaan lahan. Penanaman yang dilakukan secara vertikal dapat mencegah pertumbuhan gulma sehingga Anda tidak perlu menyiangi gulma terlalu sering. Jika wadah yang digunakan adalah pot atau polibag, tanaman mudah dipindahkan ke tempat yang lain.
Kekurangan
Tanaman harus dirawat secara kontinu dan intensif. Oleh karena itu, Anda perlu rutin memberikan pupuk dan penyiraman, terutama pada vertikultur yang beratap atau dengan rumah kaca. Perawatan yang intensif terbilang lebih sulit dibanding perawatan konvensional karena membutuhkan kesabaran yang cukup tinggi.
Kelompok 81 semangat membuat Veltikultur untuk RW 03 Kelurahan Lidah Kulon. Dengan memanfaatkan botol bekas, kelompok 81 dapat menanam banyak tanaman yang indah dan cantik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H