Lihat ke Halaman Asli

KKNT 61UNIPMA

Mahasiswa Universitas PGRI Madiun

Inovasi Kripik dari Ampas Tahu oleh Mahasiswa KKN-T Kelompok 61 Universitas PGRI Madiun

Diperbarui: 26 Februari 2023   10:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kripik Ampas Tahu oleh KKN-T 61 UNIPMA (Dokpri)

Mahasiswa KKN-T Universitas PGRI Madiun Kelompok 61 melakukan KKN di Desa Duren, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun selama 45 hari. Terdapat banyak sekali home industri yang berkembang seperti industri kripik tempe, industri tahu, dan industry tempe. Desa tersebut memiliki banyak sekali potensi terutama dalam inovasi produk.  Inovasi produk yang sedang dilakukan oleh mahasiswa UNIPMA adalah kripik dari Ampas Tahu.

Karena banyaknya industri tahu, tentu memiliki banyak sisa hasil produksi tahu yaitu ampas tahu. Ampas tahu biasanya memiliki harga yang rendah sekitar Rp. 6.000 untuk per ember ampas tahu. Masyarakat sekitar hanya menggunakan ampas tahu menjadi pakan ternak atau mengolahnya menjadi tempe gembos atau mbus. Tempe mbus atau gembos tersebut tentu memiliki harga yang masih bisa dibilang sangat murah dari pada tempe asli. Dan tempe mbus ini kurang diminati oleh masyarakat apalagi kalangan anak muda.

Karakter dari ampas tahu ini adalah memiliki warna putih dan memiliki tektur yang kasar.  Pemanfaatan ampas tahu yang melimpah di rasa kurang maksimal, dengan itu mahasiswa KKN melakukan inovasi dari ampas tahu menjadi kripik yang tentu dapat bernilai jual.

Pembuatan ampas tahu ini dibilang melalui proses yang cukup panjang, karena pembuatan benar-benar dilakukan dari mulai kegiatan survey bahan-bahan dan beberapa percobaan produksi yang hasilnya masih kurang maksimal sampai dengan menghasilkan suatu produk yang terbaik.

Kripik Ampas Tahu oleh KKN-T 61 UNIPMA (Dokpri)

Bahan-bahan yang dibutuhkan pun sangat mudah didapatkan dan murah. Hanya campuran dari ampas tahu yang sudah di beri ragi (bakal tempe gembus) dan tepung kanji yang di masukkan ke dalam plastik, lalu di ikat menggunakan karet dan ditusuk-tusuk di seluruh bagiannya. Proses ini disebut fermentasi ampas tahu yang dapat memakan waktu sekitar kurang lebih 2 hari.

Setelah melalui proses fermentasi, barulah ampas tahu siap untuk dipotong-potong. Pemotongan yang dilakukan pun harus setipis mungkin karena tipis tebalnya potongan mempengaruhi kerenyahan dari kripik. Selain itu setelah di potong harus diperhatikan pula saat penggorengan minyak yang digunakan pun harus banyak. Di saat penggorengan akan di berikan bumbu dasar agar rasa dari kripik ampas tahu ini gurih.

Kripik Ampas Tahu oleh KKN-T 61 UNIPMA (Dokpri)

Proses selanjutnya adalah pemberian variasi rasa dan pengemasan. Variasi rasa yang digunakan ada berbagai rasa seperti jagung bakar, balado, pedas, dan barbeque serta original. Mahasiswa KKN telah melakukan pemasaran langsung pada Car Free Day Madiun dan mendapatkan  hasil yang cukup menguntungkan.

Kripik Ampas Tahu oleh KKN-T 61 UNIPMA (Dokpri)





BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline