Pandemi covid-19 yang telah berlangsung selama 16 bulan menyebabkan krisis multidimensi yang hingga saat ini masih sulit dikendalikan. Sebagai respon atas pandemi covid-19 pemerintah mengeluarkan regulasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada april 2020 yang kemudian berganti istilah menjadi PPKM Mikro pada Juni 2021 dan PPKM Darurat pada Juli 2021.
Meskipun berbeda dalam segi istilah, namun ketiga kebijakan tersebut memiliki benang merah yang sama, yaitu bertujuan untuk memperkecil mobilitas masyarakat sehingga penularan virus dapat dengan mudah ditekan. Beradaptasi dengan keadaan dan menerapkan protokol kesehatan merupakan langkah awal melawan pandemi covid-19.
Di bidang pendidikan, langkah adaptif diterapkan oleh lembaga pendidikan dengan melaksanakan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Dalam pelaksanaannya, pembelajaran jarak jauh memiliki banyak kendala seperti jam pelajaran yang banyak terpangkas, guru yang cenderung fokus pada penuntasan kurikulum, siswa yang malas belajar karena metode belajar yang monoton dan tidak menarik, serta siswa yang hanya bermain-main dengan gawai mereka.
Dari berbagai kendala yang tak kunjung terselesaikan, siswa cenderung mengalami demotivasi belajar. Akibatnya waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar digunakan oleh siswa untuk bermain.
Melihat realitas tersebut maka kelompok 41 KKN-T Universitas Trunojoyo Madura melakukan kegiatan sosialisasi pentingnya penguatan budaya literasi di tengah situasi pandemi dan pembukaan lapak baca di ruang publik yang menyasar siswa sekolah dasar (SD) di Desa Ngrimbi, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang.
Kegiatan sosialisasi penguatan budaya literasi dilaksanakan di MI Islamiyah Dadirejo Ngrimbi pada Sabtu (3/06/2021). Kegiatan ini meliputi pengenalan budaya literasi serta ajakan untuk mulai membiasakan perilaku gemar membaca untuk mengisi waktu luang agar tidak terbuang sia-sia. Pemilihan sasaran kegiatan pada siswa sekolah dasar bukan tanpa alasan.
Sekolah dasar merupakan tingkatan pendidikan yang tepat untuk mulai mengenalkan dan menanamkan arti pentingnya membaca untuk masa depan. Sosialisasi juga membuka jalan agar siswa tertarik pada budaya membaca tanpa adanya rasa terpaksa dan menjadikan membaca adalah suatu hobi yang menyenangkan.
Tak hanya sampai pada sosialisasi, aksi nyata juga dilakukan oleh mahasiswa KKN-T yaitu dengan membuka lapak baca. lapak baca sendiri merupakan kegiatan membaca buku di ruang publik dengan memanfaatkan buku-buku yang diperoleh dari komunitas baca setempat. Lapak baca beroperasi setiap hari sabtu dan minggu pada pukul 07.00-12.00 WIB yang bertempat di pos ronda desa Ngrimbi.
Kegiatan utama dari lapak baca merupakan membaca buku, namun agar pengunjung tidak bosan maka kegiatan diselingi dengan permainan edukatif seperti ular tangga raksasa, game ringan yang melatih kinerja otak, serta bernyanyi dan mendongeng. Dengan adanya lapak baca diharapkan anak-anak dapat memanfaatkan waktu luangnya untuk mengasah ilmu serta melatih diri untuk membiasakan budaya membaca sedari dini.
Dalam setiap pelaksanaan kegiatan di lapak baca, protokol kesehatan tetap harus diterapkan secara ketat. Pengunjung yang datang diwajibkan memakai masker dan mencuci tangan terlebih dahulu. Karena kapasitas tempat membaca yang relatif kecil maka pengunjung dibatasi maksimal 10 orang guna menghindari kerumunan.
Dalam pelaksanaannya, lapak baca banyak menemui kendala seperti sulitnya menarik minat anak-anak untuk membaca. Pengunjung yang mayoritas adalah anak-anak memiliki beragam motif untuk mengunjungi rumah baca. rata-rata anak-anak yang mengunjungi lapak baca cenderung lebih tertarik pada permainan edukatif dan bermain-main daripada duduk dan membaca buku.