Lihat ke Halaman Asli

KKNT 38 UNIPMA

Kelompok KKN-T Universitas PGRI Madiun 2023

Mahasiswa KKN-T 38 UNIPMA Bantu Kegiatan Pembagian Biskuit PMT untuk Balita di Dusun Sumberagung

Diperbarui: 9 Februari 2023   10:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Perbaikan gizi pada anak penderita stunting membutuhkan perhatian khusus dari masyarakat dan tim kesehatan setempat.

Mahasiswa KKN-T Kelompok 38 Universitas PGRI Madiun yang berada dibawah bimbingan Ibu Apri Kartikasari H, S.Pd., M.Pd., membantu kegiatan Posyandu Sumberagung. Kegiatan ini juga menjadi bentuk kerjasama antara Ponkesdes Tulung dengan mahasiswa KKN-T selama masa pengabdian.

Selama dua hari pada Selasa (06/02) dan Rabu (07/02) diadakan pembagian biskuit PMT (Pemberian Makanan Tambahan) kepada beberapa balita dan anak yang terindikasi stunting di Dusun Sumberagung. Dusun ini merupakan salah satu lokasi dengan tingkat stunting yang cukup tinggi di area Kecamatan Saradan. Biskuit ini merupakan suplai rutin yang diberikan oleh Puskesmas Sumbersari dari pihak pusat.

Dokpri

Dokpri

Mahasiswa KKN-T bersama tim pembagi dari posyandu berkeliling membagi biskuit serta mengingatkan pada ibu-ibu untuk selalu memperhatikan gizi anak. Selain itu, tim juga menyampaikan agar tidak lupa membawa anak untuk cek rutin di posyandu agar dapat melihat tumbuh kembang anak.

"Bersamaan dengan itu, mahasiswa juga melakukan observasi lapangan atas data temuan balita terdampak stunting dari posyandu. Harapan kami semoga masyarakat mulai memperbaiki gaya hidup mereka terutama setelah kegiatan sosialisasi kami beberapa hari lalu bisa diterapkan secara intens," ucap Agnes Dyah Prahastiningrum, selaku Penanggung Jawab Program Kerja Stunting.

"Kurangnya perhatian orang tua, kondisi ekonomi serta genetika menjadi tiga faktor yang paling sering kami temui di lapangan. Pembagian biskuit dan gizi yang dilakukan baik dari posyandu, ponkesdes maupun mahasiswa diharapkan dapat memenuhi gizi anak dan membantu para orang tua yang mengalami kesulitan," tambah Silvia Risky, selaku Penanggung Jawab Program Kerja Perbaikan Gizi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline