Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh pada pengembangan seluruh aspek perkembangan anak.
Pada saat ini anak-anak dalam masa golden age (masa keemasan) dimana perkembangan anak banyak mengalami perkembangan yang sangat pesat, maka dari itu orang tua, orang terdekat dan guru membantu perkembangan dengan menstimulus sesuai dengan potensinya mulai dari aspek kognitif, fisik motorik, moral agama, sosial emosi dan bahasa.
Dalam pertumbuhannya anak tidak dapat dipisahkan dari benda-benda yang ada disekitarnya atau benda konkret. Sejak kecil anak sudah mengenal benda- benda terdekatnya yang bentuknya sama dengan bentuk geometri, misalnya koin, lemari, meja, buku, bola, atau benda lain yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari dan keperluan bermain (Latif,dkk,2013).
Menurut Wahyudi CHA dan Dwi Retno Damayanti (2005) Kemampuan geometri yang harus dikembangkan usia dini antara lain: (1) Pengenalan bentuk dasar: lingkaran, pesegi dan segitiga (2) Membedakan bentuk- bentuk geometri (3) Memberi nama, menghubungkan bentuk dengan namanya (4) Menggolongkan bentuk dalam suatu kelompok sesuai dengan bentuknya (5) Mengenali bentuk-bentuk benda yang ada dilingkungannya sendiri.
Dokumentasi Kegiatan KKN-T Kelompok 16
Dinas Pendidikan meyebutkan bahwa indikator anak dapat mengenal bentuk-bentuk geometri yaitu ketika dapat mengenal dan menyebutkan benda-benda yang berbentuk geometri, membedakan benda-benda yang berbentuk geometri, mengelompokan bentuk-bentuk geometri (lingkaran, segitiga, segi empat, persegi panjang, dan lain-lain) (Eliyawati, 2005). Dalam mengenalkan bentuk geometri kepada anak usia dini guru harus pandai dalam merancang kegiatan, karena sebagian besar waktu anak untuk bermain maka guru harus kreatif agar anak tertarik dan mampu mengingat materi yang di sampaikan guru melalui bermain sambil belajar.
Bermain adalah kebutuhan bagi anak. Bermain dalam anak usia dini merupakan suatu aktivitas fisik dan psikis yang harus dapat melibatkan panca indra, terutama pendengaran dan penglihatan, serta melibatkan otak (Chamidiyah, 2015; Pratiwi, 2017). Dalam pembelajaran geometri , guru harus mampu merancang permainan bagi anak agar mampu mengenal bentuk-bentuk geometri. Geometri menempati posisi khusus dalam kurikulum matematika, karena banyaknya konsep-konsep yang termuat di dalamnya. Pada kali ini mengajarkan dengan melalui game edukatif. Game edukasi berbasis simulasi didesain untuk mensimulasikan permasalahan yang ada sehingga diperoleh esensi atau ilmu yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Game simulasi dengan tujuan edukasi ini dapat digunakan sebagai salah satu media edukasi yang memiliki pola pembelajaran learning by doing.
Dokumentasi Kegiatan KKN-T Kelompok 16
Hal ini dilalukan dengan maksud untuk memeberikan gambaran kepada anak untuk memiliki gambaran secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga anak mengenal gambar sekaligus benda nyata yang terdapat di lingkungan sekitar. Pada permainan atau game edukatif dilakukan dengan tujuan untuk menekankan pada intelektiual anak, sebab pada game yang diberikan anak harus bisa menginjak sekaligus membedakan warna dan bentuk bangun datar yang telah disediakan dan sesuai dengan bentuk yang dibawanya. Untuk pengenalan benda konkrit dilakukan dengan tujuan untuk menekankan pada aspek kognitif dan aspek fisik motorik anak. Sehingga anak akan mencoba berpikir,mengamati benda sekitar yang memiliki bentuk yang sama seperti gambar bangun datar yang dicontohkan dan menggerakan badannya.
Dokumentasi Kegiatan KKN-T Kelompok 16
Dosen Pembimbing Lapangan: Apri Kartikasari, H.S. S.Pd., M.Pd