Kelurahan Beji, 6 Agustus 2024 Inisiatif mahasiswa dalam pembuatan puding daun kelor untuk mencegah stunting menunjukkan bagaimana kolaborasi dan kreativitas dapat mengatasi tantangan kesehatan masyarakat. Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya berkontribusi dalam peningkatan gizi di komunitas tetapi juga memperluas pengetahuan mereka dalam pengabdian masyarakat dan kesehatan publik. Kegiatan seperti ini menegaskan pentingnya keterlibatan berbagai pihak dalam upaya bersama untuk mencapai kesejahteraan yang lebih baik.
Stunting, atau gangguan pertumbuhan pada anak, merupakan masalah serius yang dapat memengaruhi kesehatan dan perkembangan masa depan mereka. Untuk mengatasi masalah ini, penting adanya intervensi nutrisi yang tepat, salah satunya melalui pemanfaatan bahan makanan lokal yang kaya nutrisi. Baru-baru ini, mahasiswa dari berbagai jurusan melakukan terobosan dengan mengadakan kegiatan pembuatan puding dari daun kelor sebagai upaya mencegah stunting, bekerja sama dengan ibu kader dalam kegiatan posyandu.
Daun kelor, dikenal sebagai "superfood," kaya akan vitamin, mineral, dan protein yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan anak-anak. Mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini, baik dari jurusan kesehatan masyarakat, gizi, maupun pertanian, memanfaatkan keahlian mereka untuk mengembangkan resep puding berbahan dasar daun kelor. Puding ini diharapkan dapat menjadi alternatif makanan sehat yang mudah dikonsumsi oleh anak-anak dan keluarga mereka.
Kegiatan pembuatan puding ini dilakukan dalam kerangka posyandu, sebuah program kesehatan masyarakat yang melibatkan kader posyandu dan ibu-ibu di komunitas. Mahasiswa bekerja sama dengan ibu kader untuk mengadakan workshop di mana mereka mengajarkan cara membuat puding daun kelor. Dalam workshop ini, mahasiswa tidak hanya memberikan demonstrasi pembuatan puding tetapi juga menjelaskan manfaat kesehatan dari daun kelor dan pentingnya gizi seimbang untuk mencegah stunting.
Mahasiswa memulai dengan memberikan informasi mengenai daun kelor dan cara mengolahnya menjadi puding. Mereka menjelaskan bahwa daun kelor mengandung zat besi, kalsium, dan vitamin A yang sangat penting untuk pertumbuhan anak-anak. Melalui sesi praktikal, ibu kader dan peserta workshop diajarkan langkah-langkah pembuatan puding, mulai dari persiapan bahan, proses memasak, hingga cara menyajikannya dengan menarik agar anak-anak mau mengonsumsinya
Salah satu tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya gizi yang cukup dalam pencegahan stunting. Dengan memanfaatkan daun kelor yang mudah didapat dan kaya nutrisi, mahasiswa berharap dapat membantu keluarga di komunitas untuk mengatasi masalah kekurangan gizi dengan cara yang sederhana dan efektif. Puding daun kelor tidak hanya memberikan manfaat kesehatan tetapi juga bisa menjadi camilan yang menyenangkan bagi anak-anak.
Selama kegiatan, mahasiswa juga berbagi informasi mengenai pola makan sehat dan pentingnya kebiasaan makan yang baik. Mereka mendiskusikan bagaimana mengintegrasikan puding daun kelor ke dalam diet sehari-hari dan memberikan saran tentang cara membuat variasi resep yang sesuai dengan selera keluarga. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa informasi yang diberikan tidak hanya diterima tetapi juga diterapkan dalam praktik sehari-hari.
Kolaborasi antara mahasiswa dan ibu kader dalam kegiatan ini menciptakan sinergi yang efektif dalam menangani masalah stunting. Ibu kader, sebagai tokoh penting dalam posyandu, memiliki peran sentral dalam mendukung dan menerapkan informasi yang diberikan kepada masyarakat. Dengan adanya dukungan dari mahasiswa, mereka dapat lebih mudah menyampaikan pesan-pesan kesehatan dan menginspirasi perubahan positif di lingkungan tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H