Melihat adanya penumpukan sampah yang berasal dari dedaunan yang gugur akibat adanya pergantian musim, dari musim penghujan ke musim kemarau, membuat para mahasiswa KKN tergerak untuk melakukan inovasi dengan memanfaatkan daun kering tersebut. Daun yang berguguran cukup banyak sehingga lingkungan sekitar terlihat kotor. Sebelumnya masyarakat sekitar membersikannya dengan cara menyapu kemudian langsung membakarnya, hal ini mengakibatkan polusi udara terlebih lagi sudah memasuki musim kemarau dikawatirkan terjadinya kebakaran. "tiap pergantian musim pasti banyak daun yang gugur, 2 kali sehari dek kami selalu menyapu daun tapi langsung dibakar", ujar Mbak Nur, salah satu warga Desa Besuk.
Sebagai mahasiswa KKN yang memiliki tugas untuk mengabdi kepada masayarakat, oleh karena itu sekelompok mahasiswa mencoba untuk menerapkan 3R, yaitu reduce, reuse, dan recycle. Dengan adanya penerapan 3R ini nantinya diharapkan mampu untuk melakukan pencegahan, pengurangan sampah dan pengunaan kembali / mendaur ulang. Ahmad Riki Bihaqi selaku ketua kelompok KKN 120 menjelaskan, "Salah satu inovasi yang kami lakukan adalah dengan membuat Komposter. Komposter merupakan alat pengolahan sampah organik dari dedaunan kering melalui pengomposan dengan memamfaatkan tong bekas. Kami memanfaatkan tong bekas kaporit ukuran 20 liter sebagai komposter" , tuturnya
"Kami berencana untuk membuat inovasi 2 in 1 dalam sekali proses pembuatan kompos. Dengan memamfaatkan 1 tong bekas bisa memproduksi 2 kompos sekaligus, yaitu kompos kering dan kompos cair." tambahnya.
Adapun cara untuk membuat komposter 2 in 1 degan mengunakan saringan pembatas atara kompos kering dan kompos cair. Untuk kompos kering berada di atas saringan pembatas, nantinya cairan kompos akan luruh ke bawah dan masuk kedalam pipa dan akan keluar melalui kran. Proses pembuatan kompos berlangsung selama 2 minggu sampai 1 bulan.
Masyarakat sangat antusias dengan adanya inovasi yang dilakukan oleh mahasiswa KKN Kelompok 120 ini. Mereka yang sebelumnya hanya membakar sampah dedaunan kering, kini bisa mengolahnya sebagai pupuk 2 in 1 yang sangat bermanfaat untuk tanaman dikebun mereka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI