Rabu, 24 Juli 2024, Desa Sumberwaru, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember, Jawa timur mengadakan rembuk stunting dalam rangka penyusunan RKPDES tahun 2025 bersama Dinas Instansi terkait (Polindes Sumberwaru, KKN kolaboratif Sumberwaru, Kantor Desa Sumberwaru, BABINSA Sumberwaru, BPD Sumberwaru, Polsek Sukowono, Koramil Sukowono). Kegiatan ini dibuka langsung oleh Kepala Desa Sumberwaru bapak Wahyu Adi Sutrisnoputro, Ketua BPD Sumbewaru bapak Humaidi, Camat Sukowono bapak Djono Wasinudin, S.Kep., M.Si.
Diadakannya rembuk stunting bertujuan untuk menurunkan angka stunting di Desa Sumberwaru dengan melakukan sosialisasi pada warga supaya datang saat diadakan posyandu atau imunisasi. Menganalisis hambatan dan kendala yang dihadapi saat program berlangsung. Perumusan strategi dan rencana tindak lanjut untuk mengatasi hambatan dan kendala yang ada serta meningkatkan koordinasi dan kolaborasi antar pihak dalam upaya pencegahan stunting.
Dalam pembukaan rembuk stunting, pak camat menyampaikan kepada peserta KKN kolaboratif untuk berkolaborasi dalam penyusunan rencana kerja pemerintah desa Sumberwaru Tahun 2025.
Sambutan dari ibu bidan Novia Rodiana, A.Md.Keb menyampaikan masalah stunting bukan tentang balita pendek atau kurang gizi saja. Akan tetapi stunting juga berhubungan dengan generasi emas. Terdapat 27 kasus stunting yang ada di Desa Sumbewaru. Berbagai strategi telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan stunting, diantaranya dengan melakukan kegiatan PMT (Pemberian Makanan Tambahan).
"Menerapkan pola hidup sehat salah satunya dengan program 1 day 1 eggs, yaitu dengan memberi telur gratis kepada anak-anak yang mengalami stunting, membangun jamban di setiap rumah warga, mensterilkan saluran air dengan tidak membuang air besar sembarangan" Ujar Bu Bidan.
Pada tahun 2023, di Desa Sumberwaru terdapat 28 anak stunting dan 25 ibu hamil resiko tinggi (resti), diantaranya 10 ibu hamil usia 35 tahun ke atas. Masalah tersebut sudah ditangani dengan kegiatan PMT berupa bantuan telur dan melakukan pemantauan oleh kader posyandu. Adanya kendala PMT dalam pemulihan yaitu sasaran tidak bersedia menerima menu yang diberikan. Pemantauan dilakukan setiap minggu. Dalam pemantauan tersebut terdata 30 Ibu hamil, diantaranya 21 Ibu hamil resti karena usia atau hipertensi, kemudian berat badan juga sangat berpengaruh terhadap janin dan beresiko melahirkan bayi stunting.
Selanjutnya pada tahun 2024 ada 27 kasus stunting terbagi menjadi 10 ibu hamil resti hipertensi dan 4 ibu hamil kurang gizi. Upaya yang akan dilakukan yaitu dengan diadakan integrasi layanan primer dengan melaksanakan pelayanan seluruh siklus kehidupan mulai dari pasangan usia subur, ibu hamil, balita bahkan sampai lansia, sehinggga membutuhhkan tensimeter digital, alat pengukur tinggi dan berat badan, serta timbangan injak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H