Oleh: Anggi Novita Sari
Pupuk kompos bokashi adalah jenis pupuk organik yang dihasilkan melalui proses fermentasi mikroorganisme yang kaya nutrisi. Proses fermentasi ini menguraikan bahan-bahan organik menjadi bentuk yang lebih mudah diserap oleh tanaman. Terdapat beberapa jenis pupuk Bokashi, tergantung pada bahan baku yang digunakan misalnya pupuk Bokashi dari limbah dapur, limbah sayuran, limbah pertanian, dan sebagainya. Pupuk kompos bokashi yang akan dibuat yaitu pupuk kompos bokashi dari kotoran hewan dan daun kering. Kotoran hewan mengandung nutrisi yang kaya, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, serta unsur mikro dan makro lainnya yang diperlukan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
Manfaat positif pupuk kompos bagi lingkungan yaitu meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan pertumbuhan tanaman, meningkatkan kehidupan mikroba tanah, meningkatkan daya tahan tanaman dan mengurangi limbah organik. Hal ini karena pupuk kompos bokashi yang dibuat menggunakan kotoran hewan sebagai bahan utamanya mengandung banyak mikroorganisme yang berguna bagi pertumbuhan tanaman. Kotoran hewan mengandung Adapaun manfaat lain yaitu dibidang ekonomi yaitu biaya lebih murah serta pupuk yang sudah berhasil dan siap digunakan dapat menjadi ladang pundi-pundi keuangan.
Suliki merupakan salah satu nagari yang terletak di Kabupaten Limapuluh Kota dengan potensi pertanian yang bagus. SMPN 1 Suliki adalah satu-satunya SLTP yang terletak di Nagari Suliki. Dengan lingkungan perkarangan sekolah yang asri, SMPN 1 ini banyak menghasilkan daun kering yang berpotensi untuk dijadikan pupuk kompos organik sehingga sampah organik ini dapat dimanfaatkan kembali untuk tanaman. Daun kering tersebut dapat dicampur dengan bahan organik lainya untuk menghasilkan hasil yang bagus. Sebelumnya siswa-siswi SMPN 1 Suliki juga sudah pernah membuat pupuk kompos bersama, sehingga dalam praktek dan edukasi kali ini sudah ada gambaran dari mereka.
Tim KKN Unand 2023 beranggotakan 7 orang mahasiswa yang berfokus di bidang pertanian akan mendemonstrasikan tata cara pembuatan pupuk kompos bokashi dan mempratikkan bersama dengan siswa-siswi SMPN 1 Suliki. Bahan dan alat yang digunakan yaitu kotoran hewan, daun kering, sekam padi, molases (larutan gula aren), EM4, air, terpal, cangkul, ember dan Compost Bag. Langkah pertama dalam pembuatan kompos adalah mencampur semua bahan diatas terpal yang sudah dibentangkan, tambahkan sedikit demi sedikit larutan EM4 yang sudah dicampur dengan larutan gula dan air. Aduk bahan dengan cangkul sampai merata, lalu simpan bahan pupuk dalam Compost Bag dan difermentasi selama 2-4 minggu. Pupuk sudah bisa digunakan setelah melalui masa penyimpanan dan dapat diaplikaskan dengan cara ditaburkan ke sekitar tanaman.
Ciri-ciri pupuk bokashi yang berhasil yaitu memiliki aroma asam fermentasi yang khas. Aroma ini menandakan bahwa proses fermentasi mikroba berjalan dengan baik dan menghasilkan asam organik. Memiliki warna yang lebih gelap atau lebih pekat dibandingkan bahan awalnya. Teksturnya bisa lebih halus atau berbutir. Memiliki kadar kelembaban yang seimbang. Terlalu kering atau terlalu basah dapat mempengaruhi kualitas pupuk dan proses fermentasi. Tidak ada tanda-tanda pertumbuhan jamur atau kapang berlebihan.
Diharapkan bahwa penggunaan pupuk kompos bokashi akan semakin ditingkatkan sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan dalam pertanian dan perkebunan. Dengan lebih banyak orang yang mengadopsi metode ini, limbah organik dapat dikelola dengan lebih efisien, tanah dapat lebih subur, dan keseimbangan ekosistem pertanian dapat dipertahankan. Hal ini juga dapat berkontribusi pada pengurangan polusi tanah dan air akibat penggunaan pupuk kimia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H