Lihat ke Halaman Asli

Gebrakan Baru Pupuk Organik oleh Kelompok 051 KKN Kolaboratif

Diperbarui: 13 Agustus 2023   14:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Dokumen pribadi

Sabtu, 12 Agustus 2023 Kelompok 051 KKN Kolaboratif 2023 mengadakan sosialisasi pertanian dengan judul "Sosialisasi Pupuk Organik Cair (POC) dan Pupuk Organik Padat (Kompos Blok)". Sosialisasi yang bertempat di kediaman kepala Desa Sempolan, Bapak Muhammad Fadli, dihadiri oleh beberapa tamu undangan yang merupakan para petani setempat. Kelompok 051 KKN Kolaboratif 2023 membuat inovasi baru yakni pupuk organik dari limbah yang dikemas dalam bentuk cair dan padat. 

Pupuk organik cair (POC) merupakan pupuk yang di buat secara alami berbentuk larutan dari proses fermentasi atau pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan bahan-bahan lain yang kaya akan unsur hara sehingga baik untuk tanaman. Pupuk organik cair umumnya dapat dibeli secara bebas, namun ada perbedaan antara pupuk organic cair (POC) karya kelompok 051 dengan POC yang ada di pasaran. Perbedaan yang cukup signifikan yakni POC karya kelompok 051 dibuat dengan memanfaatkan limbah cair tahu yang banyak terdapat di Desa Sempolan.

Sumber gambar: Dokumen pribadi

Alasan dipilihnya Limbah cair tahu sebagai bahan baku POC karena melihat limbah cair di beberapa pabrik tahu Desa Sempolan dibuang sia-sia, limbah cair yang dibuang sembarangan dapat menyebabkan polusi air, mengganggu kesehatan dan mencemari lingkungan. Adanya inovasi POC limbah cair tahu diharapkan dapat mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan kepada lingkungan dan kesehatan. POC limbah cair tahu karya kelompok 051 mendapat antusias dari para petani dan kepala Desa Sempolan. Bahan-bahan pembuatan POC sangat mudah kita jumpai, antara lain 5L limbah cair tahu; 2,5L air cucian beras; 1,5L air kelapa; 50 ml EM4; 150 ml larutan gula merah, dan 500 ml air bersih. Cara membuat POC limbah tahu cukup mudah yakni hanya dengan mencampurkan semua bahan sesuai takaran dan memfermentasikan selama 10 hari sebelum digunakan. Takaran bahan-bahan tersebut akan menghasilkan 10L POC dan dapat menjangkau sekitar 10 hektar lahan pertanian.

Pengaplikasiannya juga tidak rumit, cukup mencampurkan 100 ml POC dengan 1 Liter air bersih sebelum diaplikasikan ke tanaman. Setiap 10-20L campuran POC dengan air dapat diaplikasikan untuk satu hektar lahan. POC Limbah Tahu ini berperan sebagai vitamin untuk tanaman sehingga pertumbuhannya dapat maksimal. Selain itu, dibanding dengan pupuk kimia POC lebih terjangkau harganya dan mudah dibuat. 

Sumber gambar: Dokumen pribadi 

Jum'at 11 Agustus 2023, Kelompok 051 bersama dengan Kepala desa Sempolan melakukan uji coba POC di tanah bengkok milik Kepala Desa. Untuk sementara, POC baru diuji-cobakan pada tanaman cabai dan tembakau. Hal tersebut mendapat respon positif dari Pak Fadli, Kepala desa Sempolan yang mengharapkan hasil terbaik.

Selain POC Limbah Tahu, kelompok 051 juga membuat inovasi pupuk organik padat (kompos blok) berbahan baku limbah kotoran hewan. Sama dengan POC, bahan-bahan dan cara membuat kompos blok sangat mudah, hanya menggunakan limbah kotoran hewan (sapi/kambing), larutan gula merah, 3kg tanah, 2 kg sekam padi kasar dan halus, 2kg kotoran hewan (sapi/kambing), 200ml EM4, 1 sdm larutan gula merah, dan tapioka yang telah dimasak hingga mengental. 

Pupuk organik padat (Kompos Blok).  Sumber gambar: Dokumen pribadi

Semua bahan-bahan tersebut dicampur secara merata sebelum dicetak. Setelah kompos blok dicetak, perlu beberapa waktu untuk mengeringkannya sebelum diaplikasikan kepada tanaman. Bibit tanaman juga harus melewati fase penyemaian sebelum ditanam pada kompos blok, setelah muncul daun barulah bibit tanaman dapat ditanam pada kompos blok. Fungsi kompos blok sendiri adalah untuk memaksimalkan nutrisi yang diserap oleh bibit tanaman, selain itu bibit tanaman tidak akan terganggu oleh pertumbuhan rumput liar. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline