Sampah organik dan non-organik merupakan dua jenis sampah yang berasal dari sumber berbeda sehingga keduanya memiliki cara pengolahan yang juga berbeda. Sampah organik merupakan jenis sampah yang mudah terurai, contohnya seperti daun-daunan, sisa makanan, sisa buah-buahan, dan lain-lain. Sedangkan sampah non-organik atau anorganik sangat sulit terurai, bahkan ada beberapa jenis yang membutuhkan waktu hingga 500 tahun untuk terurai sepenuhnya. Contoh dari jenis sampah ini seperti bahan-bahan yang terbuat dari kaca, logam, plastik, dan lain-lain.
Memisahkan dan mengelola sampah organik dan non-organik perlu dilakukan. Hal ini juga dapat berpengaruh dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan hidup. Pengelolaan sampah yang umum dilakukan sekarang masih bersifat konvensional yaitu dengan pendekatan "end-of-pipe". Dimana masyarakat langsung membuang sampah ke tempat pembuangan sampah sementara, kemudian diteruskan ke tempat pemrosesan akhir tanpa melakukan pemilahan ataupun pengurangan sampah pada sumber terdahulunya. Hal ini akan menyebabkan penumpukan volume sampah di Bank Sampah. Sampai saat ini, banyak masyarakat yang masih belum mengerti akan pengkondusifan terhadap sampah rumah tangga terkhusus akan sampah anorganik dan sampah organik pada tiap-tiap keluarga dan bahkan hal tersebut sudah merambat pada tingkat lingkungan desa itu sendiri. Salah satunya di Desa Sekarmojo Kec. Purwosari Kab. Pasuruan. Sehubungan dengan hal tersebut kami dari Kuliah Kerja Nyata Universitas Negeri Malang (KKN UM) melakukan pengabdian di desa tersebut dengan pembuatan tempat sampah anorganik dan organik.
Kegiatan pembuatan tempat sampah organik dan anorganik ini dilakukan mulai tanggal 28 juni - 21 juli. Kegiatan ini meliputi 4 tahap, yaitu tahap diskusi dan pembelian bahan, tahap pembuatan tempat sampah, tahap pemasangan tempat sampah dan tahap sosialisasi. Tahap diskusi dilaksanakan pada tanggal 28 - 30 juni . Pada tahap ini diskusi dilakukan sebanyak dua kali, pertama hanya antar penanggung jawab kegiatan, dan yang kedua diskusi dilakukan bersama seluruh anggota KKN. Kedua diskusi ini menghasilkan waktu kegiatan, biaya keseluruhan, dan susunan acaranya. Untuk pembelian bahan sendiri dilakukan pada tanggal 1 - 5 juli 2021.
Tahap kedua atau tahap pembuatan tempat sampah ini terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu pembuatan kerangka yang dilakukan pada tanggal 7 - 16 juli 2021. Pengecatan dan pemberian nama pada timba yang dilakukan selama dua hari, yaitu tanggal 16 dan 17 juli 2021. Pada kegiatan pembuatan kerangka tempat sampah kami dibantu oleh anggota Karang Taruna Dusun Mojo. Tinba yang akan digunakan sebagai tempat sampah dicat dengan warna kuning dan biru. Timba warna kuning diberi tulisan atau nama anorganik dan timba warna biru diberi tulisan organik. Kedua timba tersebut juga diberi tulisan KKN UM 2021. Terdapat 11 tempat sampah yang dibuat, dimana setiap tempat sampahnya terdiri dari sampah anorganik dan organik.
Setelah pembuatan tempat sampah selesai, maka dilanjutkan dengan tahap selanjutnya, yaitu pemasangan tempat sampah yang dilakukan pada tanggal 21 juli 2021 oleh seluruh anggota KKN dan dibantu oleh anggota Karang Taruna Dusun Mojo. Kegiatan dimulai pukul 10.00 hingga 17.15 WIB. Penempatan ini dilakukan dengan cara membagi peserta menjadi 4 kelompok dimana setiap kelompok akan didampingi oleh pendamping dari anggota KKN sendiri. Setiap kelompoknya akan memasang 3 hingga 4 buah tempat sampah. Sedangkan untuk kelompok 4 hanya memasang 1 tempat sampah dan untuk anggotanya hanya terdiri dari anggota KKN saja, dikarenakan kelompok ini akan memasang tempat sampah di balai desa Sekarmojo.
Tahap yang terakhir adalah sosialisasi kepada para anggota Karang Taruna Dusun Mojo. Kegiatan ini dilakukan setelah pemasangan tempat sampah selesai dengan penanggung jawab kegiatan sebagai pemateri. Materi yang disampaikan mengenai pengertian serta contoh sampah organik dan anorganik, serta manfaat dan tujuan dari pemilahan sampah dan pembuatan tempat sampah.
Tanggapan yang diberikan oleh masyarakat sekitar, yaitu RT 35, RW 12, Dusun Mojo, Desa Sekarmojo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan adalah sangat senang sekali, karena dengan adanya tempat sampah tersebut mereka akan lebih semangat lagi untuk memilah-milah sampah, yang nantinya akan bisa langsung disetorkan ke bank sampah. Untuk tanggapan dari kepala dusun setempat juga sangat berterimakasih sekali, karena sudah mengusulkan dan membuatkan tempat sampah, yang sebelumnya masih tidak terpikirkan untuk pembuatannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H