Semarang -- Dalam meningkatkan toleransi beragama Tim KKN RDR 77 UIN Walisongo Semarang Kelompok 72 melakukan podcast dan kunjungan ke Provinsialat Kongresi Suster Penyelenggaraan Ilahi yang berlokasi di Gereja St. Theresia Bongsari Semarang (11/10).
Podcast ini dibawakan oleh Andi Bangsawan Hasan salah satu anggota Tim KKN RDR 77 Kelompok 72 bersama narasumber yaitu Setyawan Budy selaku koordinator Persaudaraan Lintas Agama.
Dalam bincang santai bersama mas Wawan, beliau berpendapat bahwa sikap menghargai berbagai macam perbedaan, tidak merendahkan dan menghina, dan tidak memaksakan ajaran yang kita pecayai terhadap orang lain. Merupakan inti dari moderasi beragama.
"Sikap dimana kita dapat menghargai berbagai macam perbedaan mulai dari warna kulit, suku, pekerjaan, maupun agama. Sikap inilah dapat yang dikatakan sebagai toleransi. Setiap dari kita tidak dapat memilih dilahirkan di rahim siapa, dari suku apa, dan dibesarkan dilingkungan beragama apa, maka dari itu kebhinekaan yang ada ini menjadi suatu rahmat yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Tidak merendahkan dan menghina perbedaan yang ada, dan tidak memaksakan ajaran yang kita pecayai terhadap orang lain, meupakan kunci dari moderasi." Ujar mas Wawan.
"Pancasila sudah menajadi suatu formulasi yang pas untuk diterapkan oleh bangsa ini yang memiliki keberagaman yang ada dan bhineka tunggal ika menjadi suatu solusi yang telah dirumuskan oleh para pendiri bangsa ini mengenai toleransi. Dan munculnya konsep moderasi beragama yang ada saat ini menjadi suatu bentuk pembaharuan dari pancasila itu sendiri dalam hal toleransi ditengah masyarakat yang beragam." Ucap mas Wawan.
Setelah berbincang dengan mas Setyawan Budy, dalam hal meningkatkan rasa toleransi antar umat beragama mahasiswa KKN RDR 77 Kelompok 72 UIN Walisongo Semarang berkesempatan untuk berkunjung ke Provinsialat Kongresi Suster Penyelenggaraan Ilahi yang berlokasi di Gereja St. Theresia Bongsari Semarang.
Dalam kunjungan tersebut tim KKN RDR 77 Kelompok 72 disambut hangat dan diberi kesempatan untuk berkeliling kompleks kesusteran oleh Sr. Theresiani. Disana kami diajak ke Rumah Sepuh yang merupakan tempat tinggal dari para suster lansia, setelah itu kami juga berkesempatan mengunjungi Pondok Rohani sebagai museum tempat menyimpan barang-barang peninggalan suster perintis Kongresi Suster Penyelenggara Ilahi di Indonesia. Dan tempat terakhir yang dikunjungi yaitu Kantor Kongresi Suster Penyelenggara Ilahi yang menjadi kantor pusat untuk wilayah Indonesia.