Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang Gelar Diskusi Kenali Kesadaran Gender Sedari Dini di SMPN 43 Semarang

Diperbarui: 21 November 2022   13:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Siswa SMPN 43 Semarang mengikuti diskusi tentang Seks dan Gender pada Kamis, 27 Oktober 2022. Kegiatan dilakukan di Aula SMPN 43 Semarang. Kegiatan ini merupakan bentuk sosialisasi yang dilakukan oleh mahasiswa KKN Reguler Kelompok 14.

 Serangkaian acara tersebut diawali dengan acara pembukaan, acara pembukaan dibuka oleh kepala sekolah Supanggih S.Pd., MM SMP N 43 Semarang beliau menyampaikan "apresiasinya kepada KKN Reguler Posko 14 karena sudah mengadakan acara ini   agar siswa siswi mengetahui edukasi tentang sex dan gender". Dilanjutkan dengan pembukaan ketua panitia oleh saudari Safira Mahrusah selaku mahasiswa KKN  juga menyampaikan bahwa tujuan dari "kegiatan ini memberikan pemahaman kepada siswa siswi tentang apa yang boleh dan tidak boleh kita sentuh, karena belakangan ini banyak kasus-kasus kenakalan remaja dikalangan sekolah maupun pondok pesantren. Di era sekarang ini istilah pacaran dikalangan siswa SMP sudah tidak asing lagi, maka dari itu kita sebagai penerus bangsa harus mengetahui sex dan gender".

Kegiatan diskusi ini turut mengundang  narasumber Nurul Arifah S.Pd yang menjabat sebagai Ketua Korpri Komisariat UIN Walisongo Semarang dan Tomi Suwiknyo selaku moderator mahasiswa KKN Reguler Kelompok 14 ini diawali dengan diskusi peserta diminta memberikan tanggapan terhadap apa itu sex dan gender. Ciri-ciri laki-laki dan perempuan sesuai yang mereka ketahui. Setelah itu mereka diminta untuk membedakan atau memilah mana saja yang termasuk dalam kategori seks dan mana saja yang termasuk gender.

Nurul Arifah menjelaskan seks atau seksualitas merupakan jenis kelamin yang didasarkan pada perbedaan antara laki-laki dan perempuan secara biologis dan mengarah kepada fungsi-fungsinya seperti reproduksi yang bersifat kodrati atau tidak dapat berubah. Kemudian gender adalah persepsi masyarakat yang mengacu pada peran, perilaku, ekspresi dan indentitas seseorang baik pada laki-laki maupun perempuan.

Acara tersebut berlangsung selama kurang lebih dua jam. Para peserta terlihat begitu antusias mengikuti acara diskusi ini karena penyampaian pemateri tidak terlalu serius terkadang diselingi ice breaking. Pemateri juga menyinggung topik tentang kekerasan dalam berpacaran. Karena kekerasan dalam berpacaran mempunyai dampak yang sangat besar  bagi kesehatan  psikis pada korban sehingga akan mengakibatkan trauma yang berlebihan, seperti halnya korban akan hilang kepercayaan kepada pasangan nya jika dia ingin memulai hubungan yang baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline