Lihat ke Halaman Asli

KKN RDR77

kelompok 28

Inilah Kolaborasi dengan IPNU-IPPNU PR Jungsemi dan Mahasiswa KKN RDR 77 UIN Walisongo

Diperbarui: 30 Oktober 2021   13:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Panitia Maulid Nabi Muhammad saw. dan Ngaji Budaya

Kendal-Mahasiswa KKN RDR 77 UIN Walisongo Semarang bekerjasama dengan IPNU-IPPNU PR Jungsemi sukses menggelar Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. dan Ngaji Budaya dengan judul "Peran Walisongo dalam Penyebaran Agama Islam di Tanah Jawa". Kegiatan digelar pada tanggal 23 oktober 2021 atau 16 rabiul awwal 1443H.

Acara dilaksanakan secara offline (luring) terbatas dihadiri oleh kurang lebih 100 orang peserta terdiri dari 70 orang anggota IPNU-IPPNU PR Jungsemi, dan 30 orang tamu undangan, dan online (daring) melalui live siaran langsung pada sosial media Instagram resmi KKN RDR 77 Kelompok 28 (@kknrdr77_28).

Peringatan ini dihadiri oleh Ketua IPNU Jungsemi, M. Rizal Maulana dan Ketua IPPNU PR Jungsemi, Anggun Fitriana, Pengurus Ranting Ansor Desa Jungsemi, Kurozi dan dihadiri oleh kurang lebih 100 peserta dari anggota IPNU dan IPPNU PR Jungsemi.

Grup Rebana el-Pharsa

Pembacaan dziba' dan lantunan shalawat oleh grup rebana el-pharsa, Jungsemi menjadi penanda awal dimulainya acara. Diteruskan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Syubbanul Wathon, Mars IPNU dan Mars IPPNU, serta pembukaan acara dan tahlil oleh Ustadz Supriyadi.

Acara dilanjutkan dengan sambutan oleh koordinator kelompok 28 sekaligus panitia kegiatan, Ahmad Balya Malka, dan Ketua IPNU, M. Rizal Maulana, dan Ketua Anshor, Kurozi. Puncak acara diisi dengan mauidhoh hasanah yang disampaikan oleh Kyai Rosyidin, S.Pd.

Kyai Rosyidin, S.Pd.

Kyai Rosyidin menuturkan mengenai peringatan maulid nabi dan ngaji budaya yang berjudul "Peran Walisongo dalam Penyebaran Agama Islam di Tanah Jawa" menyampaikan bahwa kita seharusnya mencontoh sikap dari walisongo dalam bermasyarakat, terutama bagi mahasiswa yang sedang ber-KKN, agar memahami karakteristik dari masyarakatnya dan mampu berbaur dengan masyarakat. Agar menjadi seorang yang 'lentur tanpa luntur', fleksibel tanpa menghilangkan budaya yang telah ada di masyarakat, namun menjadi lentur dan berbaur dengan adat dan menyesuaikannya dengan ajaran Islam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline