Dewasa ini, Pemerintah di daerah Indonesia bagian tengah memfokuskan kesehatan sebagai faktor yang menjadi perhatian khusus. Hal itu sejalan dengan arahan Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo, pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) tentang Program Pembangunan Keluarga Berencana (BANGGAKENCANA) dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2023 di auditorium BKKBN, Jakarta. Beliau menargetkan angka stunting harus turun hingga 14% pada tahun 2024. Hal itu terus ditegaskan pada setiap daerah yang ada di Indonesia., tak terkecuali dengan provinsi Jawa Barat dan Kecamatan Purwaharja.
Dalam rangka mendukung program nasional tentang penanganan stunting tersebut, Universitas Pendidikan Indonesia mengusung tema ‘Mahasiswa Peduli Stunting’ atau disingkat ‘Si Penting’ dalam program KKN Mahasiswa Tahun 2023. KKN Mahasiswa membawa misi untuk menilik kasus stunting serta penanganannya di berbagai daerah di Jawa Barat. Harapannya kontribusi para mahasiswa dapat membantu pihak-pihak desa dan kelurahan dalam penanganan stunting, dan kasus stunting di lokasi KKN para mahasiswa tersebut dapat menurun.
Di Indonesia, permasalahan stunting masih menjadi masalah utama. Berdasarkan data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, angka stunting di Indonesia sebesar 30,8%. Angka ini masih tergolong tinggi dibandingkan dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yaitu sebesar 19% di tahun 2024. Stunting dapat didefinisikan sebagai kondisi status gizi balita yang memiliki panjang atau tinggi badan yang tergolong kurang jika dibandingkan dengan umur.
Stunting dapat terjadi karena beberapa faktor yang saling mempengaruhi. Bukan hanya karena faktor asupan gizi yang buruk pada ibu hamil dan balita saja, tetapi juga terdapat kurangnya informasi mengenai kesehatan dan gizi sejak hamil hingga melahirkan yang pada akhirnya dapat mengakibatkan anak yang dilahirkan mengalami stunting. Dampak stunting yang dapat terjadi pada anak dan balita salah satunya yaitu penurunan kemampuan belajar karena kurangnya perkembangan kognitif. Dengan demikian permasalahan stunting perlu mendapatkan perhatian yang lebih demi keberlangsungan perkembangan anak dan balita di Indonesia.
Program Penanganan Stunting di Kecamatan Purwaharja.
ANTING BERLIAN (Atasi stuNTING BERikan kepeduLIAN) merupakan salah satu program atau inovasi yang dibuat pada 27 Februari 2023 oleh Pemerintah Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar dibawah pimpinan Rina Purnamasari, S.STP selaku Camat sebagai salah satu bentuk upaya untuk mendukung program pemerintah dalam memberantas stunting di Kota Banjar, khususnya di Kecamatan Purwaharja.
Selain itu, program ANTING BERLIAN ini juga meliputi perbaikan kondisi sumber air bersih, jamban keluarga, pleterisasi, pengecatan, perbaikan dapur, tempat tidur, menyediakan fasilitas untuk beribadah, pakaian, dan penanaman tanaman gizi keluarga, personal hygiene keluarga, serta bersih-bersih di rumah dan lingkungannya. Diciptakannya terobosan program atau inovasi ANTING BERLIAN ini dapat menjadi upaya nyata Pemerintah Kecamatan Purwaharja dalam memberantas permasalah stunting yang ada di lingkungan Kota Banjar.
Sesuai dengan arahan dari BKKBN dan untuk mendukung Program ANTING BERLIAN Kecamatan Purwaharja, Desa Raharja berinovasi membuat program desa khusus untuk mengatasi langsung permasalahan tentang stunting dan percepatan penurunan stunting di Desa Raharja khususnya. Inovasi program ini dinamakan CANTING TAMBAGA (CegAh stuNTING TAnggulangi BersaMA keluarGA).
Program ini dilatarbelakangi oleh adanya kasus anak stunting dan resiko stunting khususnya di wilayah Desa Raharja, juga adanya rasa peduli dari Kader PKK kepada anak stunting yang ada di Desa Raharja. CANTING TAMBAGA merupakan sebuah inovasi yang diciptakan oleh Tim PKK Desa Raharja. Program ini dibuat sebagai upaya menekan jumlah anak stunting di Desa Raharja melalui sosialisasi dan edukasi pencegahan stunting serta adanya Tim Pendamping Keluarga (TPK). Kegiatan yang dilakukan dalam program CANTING TAMBAGA ini yaitu:
- Sosialisasi kepada seluruh elemen masyarakat.
- Edukasi kepada pasangan yang akan menikah, ibu hamil, dan ibu dari balita berumur dibawah 2 tahun.
- Adanya Tim Pendampingan Keluarga (TPK) yang bertugas untuk mendampingi keluarga yang anggota keluarganya terindikasi beresiko stunting atau sudah mengalami stunting. Pendampingan dilakukan oleh Kader PKK, khususnya Kelompok Kerja (Pokja) 4 ditambah dengan Tim TPK.
Program CANTING TAMBAGA ini sudah berjalan sejak tahun 2019 hingga sekarang dimana. Di tahun 2019 tersebut sosialisasi tentang stunting dari BKKBN gencar dimulai. Untuk melancarkan Program CANTING TAMBAGA, dibuatlah program lanjutan yang bernama DASHAT dan PMT.
Program Kerja KKN Tematik "Si Penting" Selama KKN di Desa Raharja