Pucangrejo, Pegandon -- Mahasiwa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang Posko 42 Desa Pucangrejo Kecamatan Pegandon Menghadiri Peringatan haul Mbah Ahmad, Mbah Kongsi, dan Mbah Leok tahun ini yang bertepatan pada tanggal 21 Juni 2024 dan dibuka mulai tanggal 20 juni 2024. Rangkaian acara dibuka dengan tahlil bersama di Makam para sesepuh di Pucang Kulon pada pukul 19.00 WIB dan dihadiri oleh masyarakat setempat.
Peringatan haul ini dilaksanakan untuk mendoakan sesepuh dari desa pucangrejo. Dan sebagai pengingat bahwa setiap manusia pasti akan menghadapi yang namanya kematian dan agar selalu ikhtiar dalam kehidupannya.
Acara dibuka oleh pak Kyai Rukhaini. Dilanjutkan dengan bacaan tahlil yang dipimpin oleh bapak kyai Mukhlasin dan do'a bersama bapak Mukharul Al-haj.
Peringatan haul sesepuh diketuai oleh Bapak Mukhlisin. Dalam sambutan beliau mengatakan "sambil menunggu persiapan saya ingin sedikit menyampaikan terima kasih kepada semua yang hadir, semoga hadir kita jadi tanda kita cinta kepada leluhur kita yang sudah berjasa di dusun Pucang kulon khususnya. Saya juga menyampaikan terima kasih kepada bapak dan ibu RT 1 sampai 4 yang telah bekerja sama dalam merayakan haul ini. Dan untuk acara besok pagi jam set 7 pagi ada simaan di maqbarah Mbah Leok"
Tahlil ini merupakan acara pembuka, dilanjut dengan acara simaan pagi jam setengah 7 di magbarah Mbah Leok dan acara inti dilaksanakan siang pada jam 13.00 WIB. Acara inti diisi dengan pengajian umum dengan menghadirkan Tausiyah yaitu KH. Makhrus Ali dari Jepara.
"Mengikuti acara haul ini supaya kita mahasiswa pendatang tahu akan kultur yang ada di desa Pucangrejo karena kita KKN disini, dan lebih mengenal akan kegiatan-kegiatan masyarakat setempat" terang mahasiswa KKN, Pipit Wulaningrum
Disampaikan Pipit, sebagai orang pendatang yang sedang melaksanakan tugas KKN disuatu desa kegiatan apa saja yang ada di desa harus ikut dengan tujuan tahu akan kultur masyarakat sehingga dapat menyesuaikan dan lebih mengenal akan kegiatan-kegiatan di desa.
Dalam isi ceramah Romo KH Mahrus Ali beliau menerangkan "Hidup sejati itu kehidupan di akhirat, karena kehidupan di akhirat itu kekal selamanya. Oleh karena itu, kita sebagai makhluk perbanyaklah melakukan perbuatan untuk membangun rumah masa depan kita (kehidupan akhirat), diantaranya yang paling bisa dilakukan oleh semua manusia baik yang muda maupun yang tua, baik yang sehat maupun yang sakit yaitu shodaqoh. Shodaqoh dalam hal ini bukan hanya shodaqoh berupa uang, melainkan juga shadaqah berupa fisik maupun do'a."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H