Lihat ke Halaman Asli

KKN Posko 20

Mahasiswa

Optimalisasi Kemandirian Pangan Masyarakat dengan Budidaya Sayuran sebagai Bentuk Pemanfaatan Lahan Kosong

Diperbarui: 22 Agustus 2024   12:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Team KKN Kolaboratif

13 Agustus 2024 - Mahasiswa KKN Kolaboratif Kelompok 20 baru saja melaksanakan program pendistribusian bibit tanaman kepada warga di Desa Kasiyan, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember. Kegiatan pendistribusian berlangsung selama dua hari yaitu pada 13-14 Agustus 2024. Bibit tanaman yang diberikan terdiri dari lima jenis tanaman yang termasuk dalam jenis sayuran yang banyak dikonsumsi masyarakat, yaitu cabai, terong, bayam, kangkung, dan kemangi. Bibit didistribusikan secara merata pada dua dusun dengan total 13 RW yang ada di Desa Kasiyan.

Tahapan pertama dilaksanakannya program kerja ini dimulai dengan melakukan kunjungan  kesemua ketua RW dan RT di Desa Kasiyan untuk memberikan penjelasan program ini serta mekanisme pendistribusiannya. Bibit didistribusikan di dropzone yang telah disepakati bersama ketua RW, kemudian setiap RT bersama tiga perwakilannya akan mengambil bibit tersebut. Setiap warga menerima satu polybag yang berisi tanaman kangkung, bayam, dan kemangi berumur 14 HST serta satu bibit cabai dan terong. Setiap warga yang menerima akan di data untuk dilakukan monitoring secara acak setelah 10 hari program ini dilaksanakan. Monitoring dilakukan untuk melihat bagaimana kondisi tanaman tersebut serta melihat antusias warga dalam membudidayakannya.

Kunjungan ke Rumah Ketua RW

Selain itu, beberapa RW juga mendapat sosialisasi sekaligus pemberian produk pertanian organik yang telah dibuat mahasiswa KKN yaitu pupuk organik (bokashi) serta pestisida nabati. Bokashi adalah pupuk yang dihasilkan dari fermentasi bahan-bahan organik seperti sekam, serbuk gergaji, dedak, kotoran hewan dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut difermentasikan dengan bantuan mikroorganisme aktivator yang mempercepat proses fermentasi. Campuran mikroorganisme yang digunakan untuk mempercepat fermentasi dikenal sebagai effective microorganism (EM). Tahapan pembuatan bokashi yaitu menghamparkan 10 kg kotoran kambing pada karung yang telah di potong, lalu menambahkan 1 kg sekam padi yang telah dibasahi dengan 300 ml molase, 2 tutup botol EM4, dan 3 liter air. Setelah itu menambahkan 0,5 kg dedak dan serbuk gergaji. Semua bahan diaduk rata lalu karung ditutup rapat dan di simpan di tempat yang tidak terkena sinar maahari. Pupuk diaduk satu minggu sekali. Pupuk bokashi siap digunakan setelah 30 hari.

Pestisida nabati dibuat dari daun sirsak dengan cara menghaluskan 100 lembar daun sirsak lalu menambahkan 5 liter air dan 1 sdm sabun cuci piring atau detergen. Pestisida didiamkan satu malam lalu disaring. Hasil saringan dilarutkan dengan air dengan perbandingan 1:10. Pestisida nabati dapat diaplikasikan 3-4 hari sekali dengan cara disemprotkan pada daun. Pestisida nabati dari daun sirsak dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan hama seperti lalat, belalang, ulat, kutu daun, dan thrips

Program kerja ini dilaksanakan berdasar pada tema besar KKN Kolaboratif yang diberikan Pemkab Jember yaitu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan. Setelah itu, mahasiswa KKN melakukan analisis di desa dan menemukan data dimana hanya terdapat 10% pekarangan warga yang dimanfaatkan secara efektif. Program kerja ini bertujuan untuk mengajak masyarakat memanfaatkan pekarangan rumahnya dengan cara budidaya tanaman yang dapat dikonsumsi sendiri oleh warga, sehingga dapat membantu terciptanya ketahanan pangan secara mikro pada skala rumah tangga. Selain itu, mahasiswa KKN juga mendorong warga untuk melakukan praktek budidaya pertanian organik yang ramah lingkungan sehingga tetap menjaga kelestarian ekosistem.

Pendistribusian Bibit

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline