Lihat ke Halaman Asli

KKN MD Padangsari

Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

Tim KKN MIT MB UIN Walisongo Posko 21 Adakan Penyuluhan Moderasi Beragama di SDN 02 Padangsari

Diperbarui: 6 Agustus 2024   07:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KKN MIT MB POSKO 21

Islam adalah agama yang diperuntukkan oleh seluruh makhlukNya, ajarannya tidak sekedar mencakup orang muslim saja, namun seluruh umat manusia di bumi sampai akhir zaman. Moderasi berasal dari bahasa Inggris "moderation", yang berarti sikap sedang atau sikap tidak berlebih-lebihan. Penggunaan term moderasi beragama lebih menggambarkan sikap yang mencoba menjadi penengah (wasath, wasit), memberikan solusi, dan jalan tengah di antara dua titik ekstrem.  

Moderat atau Wasathiyah sebagai sikap dasar keagamaan memiliki pijakan kuat pada ayat Al-Quran tentang ummatan wasatha dalam QS al-Baqarah ayat 143. Sementara Ibnu Katsir menyebut bahwa ummatan wasatha merupakan citra ideal umat terbaik (khair al-ummah) sebagaimana yang termaktub dalam QS Ali Imran ayat 110. Dalam Islam, wasathiyyah pada intinya bermakna sikap tengah di antara dua kubu ekstrem. Oleh karena itu pentingnya menanamkan nilai moderasi beragama sejak dini.

KKN MIT MB POSKO 21

Dalam rangka mensukseskan hal tersebut, divisi pendidikan dan keagamaan Tim KKN MIT MB Posko 21 UIN Walisongo menyelenggarakan penyuluhan di SD Negeri 02 Padangsari. Penyuluhan dilaksanakan selama 2 hari yakni 23 - 24 Juli 2024 dengan audiens kelas 4 dan 6 SD. SDN 02 Padangsari memiliki murid yang beragam, tidak hanya beda jenis kelamin,namun terdapat perbedaan suku, ras, dan agama di dalam lingkup SDN 02 Padangsari. Menanamkan nilai moderasi beragama menjadi salah satu cara untuk kita menghargai keberagaman, karena agama Islam sejak awal mula mengajarkan untuk menghargai orang lain. 

img-0686-jpg-66b17297c925c43aa81f5d22.jpg

Dikarenakan keberagaman yang ada, nilai toleransi menjadi fokus tim. Rekan - rekan mahasiswa menekankan bagaimana murid - murid berinteraksi dengan saudara sebangsa dan setanah air walaupun terdapat banyak perbedaan. Zaidan selaku Koor Divisi Pendidikan dan Keagamaan menuturkan bahwa perbedaan tidak menjadi alasan untuk memecah kerukunan kita, namun menjadi rahmat dan alat persatuan. Rasulullah SAW mengajarkan dalam haditsnya yang berbunyi "ikhtilafu ummati rahmah," yang artinya perbedaan umatku merupakan sebuah rahmat. Jadi, sudah semestinya rahmat itu dimaknai dengan saling melengkapi, membangun dan memperbaiki, bukan menjadi perpecahan. Karena semboyan bangsa Indonesia adalah Bhineka Tunggal Ika yakni berbeda - beda namun tetap satu.

KKN MIT MB POSKO 21

Tidak hanya di lingkungan sekolah, namun perilaku toleransi harus diimplementasikan di lingkungan sekitar. Jika ada teman yang berbeda agama itu tidak boleh dijauhi dan dibenci. Rangkul mereka selayaknya saudara seiman, namun dengan batasan aqidah. Jangan malah mengajak mereka untuk beribadah yang itu berlawanan dengan ajaran mereka. Sehingga harapan kita semua agar kerukunan bangsa Indonesia tercapai di setiap sisi kehidupan masyarakat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline