KKN Universitas Negeri Malang di Desa Ngingit telah melaksanakan program kerja "Sosialisasi dan Pelatihan Bank Sampah di Desa Ngingit, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang". Bank sampah adalah suatu tempat yang digunakan untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah. Hasil dari pengumpulan sampah yang sudah dipilah akan disetorkan ke tempat pembuatan kerajinan dari sampah atau ke tempat Pengepul sampah. Bank sampah dikelola menggunakan sistem seperti perbankkan yang dilakukan oleh petugas sukarelawan.
Tujuan utama pendirian bank sampah adalah untuk membantu menangani pengolahan sampah dan tujuan bank sampah selanjutnya adalah untuk menyadarkan masyarakat akan lingkungan yang sehat, rapi, dan bersih. Bank sampah juga didirikan untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih berguna dalam masyarakat, misalnya untuk kerajinan dan pupuk yang memiliki nilai ekonomis.
Bank sampah memiliki beberapa manfaat bagi manusia dan lingkungan hidup, seperti membuat lingkungan lebih bersih, menyadarkan masyarakat akan pentingnya kebersihan, dan membuat sampah menjadi Barang Ekonomis. Manfaat bank sampah untuk masyarakat adalah dapat menambah penghasilan masyarakat karena saat mereka menukarkan sampah mereka akan mendapatkan imbalan berupa uang yang dikumpulkan dalam rekening yang mereka miliki. Masyarakat dapat sewaktu-waktu mengambil uang pada tabungannya saat tabungannya sudah terkumpul banyak.
Imbalan yang diberikan kepada penabung tidak hanya berupa uang, tetapi ada pula yang berupa bahan makanan pokok seperti gula, sabun, minyak dan beras. Bank sampah juga bermanfaat bagi siswa yang kurang beruntung dalam hal finansial, beberapa sekolah telah menerapkan pembayaran uang sekolah menggunakan sampah.
Cara kerja bank sampah
- Pendaftaran
Untuk menjadi nasabah, warga ibu kota bisa mendaftarkan diri di bank sampah terdekat.
- Pengumpulan & Pemilahan
- Masyarakat melakukan pengumpulan dan pemilihan sampah domestik dengan mengelompokkannya ke dalam tiga kategori:
- Sampah kering: Kategori sampah yang sulit terurai, seperti sampah plastik, kertas, logam, dan kaca.
- Sampah basah: Sampah basah atau organik berupa sisa makanan, sayuran, atau lainnya yang dapat terurai.
- Sampah elektronik: Adapun yang masuk kategori ini ialah, bekas kabel dan barang elektronik lainnya.
- Penyetoran
- Ketika sudah mencapai 1 kg, warga bisa langsung membawanya ke bank sampah untuk disetorkan. Nilai rupiah yang dihasilkan disesuaikan dengan jenis sampah yang ditabung. Seperi bank pada umumnya, bank sampah juga memiliki tabungan dengan jenis yang beragam, baik berupa tabungan pribadi maupun kolektif. Adapun ragam jenis tabungan di bank sampah berupa:
- Tabungan reguler: Bersifat pribadi dan dapat digunakan untuk penarikan dan peminjaman uang.
- Tabungan lingkungan: Bisa dicairkan untuk pembiayaan pengelolaan lingkungan.
- Tabungan pendidikan: Dapat dicairkan ketika tahun ajaran baru atau ketika dibutuhkan untuk membiayai pendidikan.
- Tabungan sembako: Menggunakan nilai tukar berupa sembako, bukan uang.
- Tabungan lebaran: Tabungan ini memudahkan warga untuk mencairkan uang menjelang lebaran.
- Tabungan sedekah: Dana dapat disalurkan menjadi bantuan beasiswa, santunan yatim piatu, dan bentuk kepedulian sosial lainnya.
Cara pengolahan sampah yang benar dengan menerapakan 3R atau Reduce, Reuse, dan Recycle:
- Reduce sendiri memiliki arti mengurangi sampah. Maksud dari langkah ini adalah mengurangi penggunaan produk yang nantinya berpotensi menjadi sampah. Langkah ini bisa dilakukan dan diterapkan untuk sampah atau produk sekali pakai, seperti penggunaan kantong plastik belanja yang bisa digantikan dengan tas belanja yang memiliki waktu pemakaian lebih lama. Tahap ini juga menjadi yang pertama sekaligus prioritas karena bila pengurangan produk sampah sekali pakai, maka tidak perlu ke tahap berikutnya yaitu reuse dan recycle. Contoh dari penerapan langkah reduce adalah membawa botol minum atau alat makan sendiri sehingga tidak perlu menggunakan berbagai alat makan dan minum sekali pakai.
- Langkah atau tahap kedua adalah Reuse yang berarti menggunakan kembali. Tahap ini mengajak untuk menggunakan kembali produk yang sudah terpakai. Dengan menggunakannya kembali maka sampah yang timbul dari produk-produk tersebut dapat berkurang. Salah satu cara atau langkahnya adalah penggunaan botol bekas air minum sebagai pot tanaman kecil. Atau penggunaan kaleng biskuit hingga snack sebagai kotak penyimpanan di rumah. Langkah lain dari reuse adalah menggunakan botol sabun mandi atau shampoo dan mengisinya dengan membeli produk isi ulang. Dengan metode reuse, tentu penyebaran sampah plastik yang sudah dibeli dapat dikurangi dan dimanfaatkan kembali seperti sedia kala.
- Tahap terakhir dari konsep 3R adalah Recycle yang berarti mendaur ulang. Langkah ini paling banyak dilakukan mengingat sudah banyaknya sampah yang tersebar di berbagai lokasi seperti laut, tanah, dan udara. Produk bekas atau daur ulang sendiri sebenarnya lebih fleksibel, bahkan kerap memiliki nilai ekonomis. Pemanfaatan sampah yang tidak terpakai hingga memiliki nilai tanpa mencemari lingkungan mampu mengurangi penyebaran sampah plastik secara drastis. Adapun produk yang didaur ulang memiliki desain yang unik dan sangat berbeda dengan jenis produk baru, bahkan beberapa pihak membuat aksesoris dari alat daur ulang yang dapat bermanfaat untuk mendongkrak ekonomi lingkungan sekitar
Kegiatan Bank Sampah ini diawali dengan melakukan sosialisasi kepada para ibu-ibu PKK, kemudian dilanjutkan kepada ibu-ibu pengajian. Setelah melakukan sosialisasi kepada para ibu-ibu, dilanjutkan dengan sosialisasi kepada para perangkat desa Ngingit. Sosialisasi ini dilakukan guna memberikan informasi serta wawasan yang luas terkait program Bank Sampah.
Kegiatan sosialisasi Bank Sampah ini diakhiri dengan pembagian tong sampah kepada para masyarakat di desa Ngingit dengan harapan tong sampah yang dibagikan dapat digunakan masyarakat untuk membiasakan membuang sampah pada tempatnya.