Semarang (24/07) -- Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok yang saat ini sedang mengalami kelangkaan baik di tanah air maupun pasar global. Harga minyak goreng juga melambung tinggi akibat kondisi ekonomi dan keamanan global yang sedang terusik. Salah satu golongan yang terdampak di kelurahan Purwosari adalah UMKM, terutama warung makan. Akibatnya tak jarang orang yang akhirnya berhemat minyak goreng dengan memakainya berulang-ulang.
Salah satu potensi dari kelurahan yang terletak pada kecamatan Semarang Utara ini adalah banyaknya jumlah UMKM. Banyak warung makan UMKM di kelurahan Purwosari yang mengalami keresahan mendalam.
Di satu sisi, beberapa dari mereka sudah paham akan bahaya penggunaan minyak goreng yang berulang. Namun, mereka juga tidak bisa semena-mena menaikkan harga jual makanannya mengingat daya beli masyarakat setempat yang tergolong rendah, ungkap beberapa pemilik warung makan yang sempat ditemui oleh mahasiswa KKN Undip. Lain halnya, banyak pula orang yang belum paham mengenai bahaya penggunaan minyak goreng yang berulang terhadap kesehatan. Hal ini mungkin disebabkan oleh tingkat pendidikan masyarakat setempat yang masih cenderung rendah. Begitu pula halnya dengan penggunaan minyak goreng dalam rumah tangga masing-masing.
Oleh karena hal tersebut, Eigieneo Elmattana Nosatiya (21), Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro dari Program Studi Kedokteran Umum melakukan sosialisasi tentang bahaya penggunaan minyak goreng secara berulang terhadap kesehatan. Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan di Aula RT 08/RW 06 Kelurahan Purwosari dengan peserta sebanyak 12 orang yang terdiri dari anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), pemilik UMKM, ataupun perwakilan perangkat lainnya.
Materi yang disampaikan salah satunya adalah bagaimana cara membedakan dan mengetahui kapan minyak goreng sudah tidak layak untuk digunakan dan dikonsumsi. "Warna lebih gelap, kekentalan meningkat, serta muncul bau yang berbeda dan khas adalah tanda ketika minyak sudah tidak boleh digunakan", ujar Eigieneo Elmattana Nosatiya. Dampak terhadap kesehatan juga dijelaskan secara rinci, tentang bagaimana suatu penyakit bisa terbentuk akibat penggunaan minyak goreng secara berulang. "Kandungan asam lemak jenuh akan meningkat, bila dikonsumsi jangka panjang akan menyebabkan plak dan kekakuan serta penyempitan pada dinding pembuluh darah, sehingga akan menyebabkan tekanan darah tinggi dan berpotensi terjadinya penyakit jantung koroner ataupun stroke", tambah mahasiswa KKN tersebut.
Tak sebatas sosialisasi, sebagai media pelengkap dalam kegiatan ini juga disertakan dengan pembagian poster yang telah disusun oleh Eigieneo Elmattana Nosatiya. Poster tersebut berisi informasi penting yang juga telah dipaparkan secara lisan ketika jalannya acara sebagai media pengingat untuk warga sekitar.
Dengan adanya kegiatan sosialisasi ini diharapkan dapat mengedukasi dan memberikan dampak yang positif bagi masyarakat serta UMKM di Kelurahan Purwosari. Informasi dan ilmu yang sudah diberikan juga diharapkan dapat diteruskan kembali oleh perangkat ataupun stakeholder yang hadir dalam acara tersebut kepada masyarakat yang lebih luas, sehingga dapat menjangkau dan memberi manfaat bagi lebih banyak warga.
Penulis: Mahasiswa KKN Tim 2 Undip
DPL: Zaki Ainul Fadli, S.S., M.Hum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H