Lihat ke Halaman Asli

KKN MOJOSARI014

MAHASISWA KKN KOLABORATIF #2 UNEJ, UNMUH, UIJ, UNIPAR

KKN Kolaboratif 014: Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Desa Mojosari

Diperbarui: 6 Agustus 2023   20:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Pada Hari Jumat (04/08/2023) Desa Mojosari mengadakan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara serentak di seluruh Posyandu yang terdapat di Desa Mojosari. Kegiatan ini dilakukan sebagai antisipasi peningkatan kasus demam berdarah, yang dapat disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang menyebabkan penyakit demam berdarah. Kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama antara Bidan wilayah dengan organisasi Rumah Desa Sehat (RDS) beserta kader posyandu. 

Para kader posyandu mendatangi rumah warga untuk memberikan obat abate ke kamar mandi warga yang terdapat jentik-jentik nyamuk dan yang beresiko tinggi terjadi DBD. Obat abate adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan nyamuk dengan menghentikan pertumbuhan jentik menjadi nyamuk dewasa. Dengan melakukan kegiatan pemberantasan ini, diharapkan dapat mengurangi populasi nyamuk Aedes aegypti yang menjadi vektor penularan virus dengue. Selama melakukan kegiatan PSN ini kelompok KKN - K 014 mendapati beberapa rumah di desa mojosari tidak memiliki toilet hanya tersedia kamar mandi, ketika ditanyakan ke beberapa kader posyandu mereka membenarkan bahwasannya ada beberapa rumah yang tidak memiliki wc, mereka membuat lubang atau "jumbleng" untuk buang air besar, atau menumpang ke rumah warga. 

Jumbleng merujuk pada lubang atau tempat pembuangan buang air besar (BAB) secara sementara atau sederhana. Jumbleng biasanya dibuat secara sederhana tanpa sistem pengolahan limbah, seperti yang biasanya ada pada toilet yang lebih lengkap. Di beberapa desa atau daerah pedesaan, terutama yang belum memiliki akses atau fasilitas toilet yang memadai, masyarakat biasanya menggunakan jumbleng sebagai alternatif untuk membuang air besar. Jumbleng sering kali merupakan lubang yang digali di tanah, dan setelah digunakan, kotoran akan dikubur atau ditutup dengan tanah. Praktik ini tentu tidak efisien dalam mengelola limbah dan sanitasinya, sehingga dapat menimbulkan masalah kesehatan dan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.

Penting untuk memahami bahwa penggunaan jumbleng atau buang air besar sembarangan (termasuk di ladang, sungai, atau sembarang tempat) dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan penyebaran penyakit. Hal ini berkaitan dengan penyakit seperti demam berdarah, sanitasi yang baik dan fasilitas toilet yang layak sangat penting untuk mengurangi risiko penularan penyakit melalui nyamuk dan menjaga kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Pihak terkait, termasuk pemerintah daerah dan organisasi kesehatan, perlu terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya fasilitas sanitasi yang baik dan membantu dalam menyediakan akses yang memadai untuk semua warga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline