Indonesia sebagai negara dengan beragam agama dan suku bangsa, memiliki resiko lebih besar terhadap konflik antar umat beragama. Sehingga isu agama dapat dikategorikan sebagai isu sensitif. Kesadaran akan pentingnya penerapan moderasi bearagama, perlu diterapkan sejak dini kepada masyarakat. Untuk itu, dalam rangka membangun kesadaran terhadap pentingnya moderasi beragama pada anak muda, KKN Posko 37 mengadakan dialog interaktif dengan Ikatan Remaja Masjid Darul Iman (IRMADI) di Kelurahan Muktiharjo Lor, Genuk, Semarang.
Moderasi sendiri memiliki makna tengah-tengah, atau tidak berlebih-lebihan. Dalam konteks tata cara beragama moderasi dapat diartikan sebagai sikap tidak berlebih-lebihan dalam menjalankan ajaran agama, sehingga tidak ada sikap merasa diri paling benar, yang pada akhirnya justru menganggap umat agama lain lebih rendah. Sikap ini lah yang menjadi bibit perpecahan antar umat.
Barius Salam, ketua KKN Posko 37 di dapuk sebagai pemantik disukusi. Kegiatan berjalan dengan cukup menarik, terlihat dari antusias IRMADI dan mahasiswa KKN Posko 37 saat bertukar pikiran tentang moderasi beragama, pada Mingu 11/08/2024.
Moderasi beragama memiliki nilai yang sangat penting untuk diajarkan kepada generasi penerus bangsa, khususnya anak muda. Sebagai pengguna media sosial terbesar, anak muda memiliki peluang untuk terpapar informasi yang salah, atau menjadi sasaran empuk untuk di provokasi oleh pihak tertentu. Untuk itu, anak muda perlu belajar dan memahami terkait dengan permasalahan yang ada, agar tidak mudah terprovokasi.
Anintya, perwakilan IRMADI mengungkapkan, toleransi antar umat beragama di Kelurahan Muktiharjo Lor sudah cukup baik. "Warga sini cukup cuek dengan masalah agama orang lain, maksudnya ya kita jalanin ajaran yang kita yakini masing-masing gitu, tidak ada yang saling menghakimi."
Selain itu, Adindha juga berpendapat bahwa tanpa disadari, banyak orang yang menunjukan sikap tidak moderat. Contohnya seperti mudah menjatuhkan atau membanding-bandingkan ajaran agamanya dengan orang lain.
Sementara itu, Barius Salam berpendapat bahwa sikap tidak moderat tersebut cukup sulit untuk di ubah, karena berkaitan dengan mindset seseorang. " sikap tidak moderat ini bisa jadi di picu akibat beberapa sebab, seperti pola asuh dan lingkungan, sehingga kita sebagai orang yang memiliki kesadaran harus bisa berkhusnuzon terhadap sikap orang lain, sehingga kita tidak ikut jatuh ke dalam sikap kurang terpuji tersebut." pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H