Lihat ke Halaman Asli

Desa Ngasinan: Masyarakat Religius yang Hidup Berdampingan dengan Rel Kereta Api

Diperbarui: 28 Juli 2024   01:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar oleh penulis

Desa Ngasinan adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal. Dengan luas wilayah 1,03 km, desa ini memiliki keunikan tersendiri karena terletak di antara dua jalur rel kereta api yang melintas di tengah desa. Keberadaan rel kereta api ini menambah suasana khas yang dimiliki Desa Ngasinan, di mana masyarakat dapat menyaksikan pemandangan kereta api yang berlalu lalang setiap hari.Mayoritas penduduk Desa Ngasinan bekerja sebagai petani, dan kehidupan mereka sangat terkait erat dengan alam. Keharmonisan antara warga dan lingkungan menciptakan sebuah komunitas yang hidup selaras dengan alam sekitar. Hal ini membuat masyarakat Desa Ngasinan terkenal dengan keramahan dan sifat grapyak mereka, menyambut setiap tamu yang datang dengan senyuman dan sapaan hangat.

Pada tanggal 4 Agustus 2024, tim KKN MIT Ke-18 dari UIN Walisongo tiba di Desa Ngasinan, yang menjadi posko ke-28 dari universitas tersebut. Kedatangan mereka sangat dinantikan oleh warga desa, yang berharap adanya kontribusi positif dari mahasiswa untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

Selama 12 hari tinggal di Desa Ngasinan, tim KKN berbaur dengan kehidupan masyarakat dan merasakan bagaimana warga desa menjunjung tinggi nilai religiusitas dan pendidikan agama Islam. Banyak kegiatan keagamaan yang rutin dilakukan di desa ini, mencerminkan betapa pentingnya agama dalam kehidupan sehari-hari penduduk.

Misalnya, ibu-ibu desa aktif mengikuti Rutinan Fatayat, sedangkan para bapak ikut serta dalam pengajian untuk memperdalam pengetahuan agama mereka. Pengajian khusus untuk para lansia diadakan setiap hari Sabtu, memberikan kesempatan bagi mereka untuk terus belajar dan beribadah. Setiap malam Minggu, warga berkumpul untuk mengikuti pelatihan rebana, sementara anak-anak mengikuti pengajian setiap hari yang dipandu oleh guru ngaji setempat.

Nilai kerukunan juga sangat dijunjung tinggi di Desa Ngasinan. Salah satu tradisi yang menggambarkan kebersamaan masyarakat adalah Baritan, sebuah acara yang diadakan untuk menyambut tahun baru Islam. Dalam acara ini, warga desa bekerja sama untuk memasak dan menyuguhkan makanan yang kemudian dinikmati bersama setelah salat Isya. Tradisi ini mempererat hubungan antarwarga dan menumbuhkan rasa saling peduli. Selain itu, kegiatan selapanan dan tahlilan menjadi bagian penting dari kehidupan sosial di desa, di mana warga berkumpul untuk berdoa dan berbagi cerita.

Pendidikan agama di Desa Ngasinan juga sangat diperhatikan, dengan adanya tiga institusi utama yang menjadi pusat pembelajaran agama bagi masyarakat. Yang pertama adalah Omah Ngaji, sebuah tempat belajar yang dibentuk oleh tokoh agama lokal untuk siapa saja yang ingin mempelajari Iqro dan Al-Qur'an. Di sini, pengajaran dibagi ke dalam beberapa kelas berdasarkan usia, mulai dari pra-TK, TK, SD, hingga kelas khusus lansia.

Selanjutnya adalah Madrasah Diniyah (Madin), yang khusus memfokuskan pada pembelajaran kitab-kitab agama Islam. Tempat ini menjadi pusat pendidikan agama yang penting, terutama bagi anak-anak yang ingin mendalami ilmu agama secara lebih mendalam.

Selain itu, Sekolah Dasar (SD) di Desa Ngasinan juga memainkan peran penting dalam mendidik anak-anak dengan pendidikan formal yang mengintegrasikan kurikulum umum dan agama. Di sekolah ini, anak-anak tidak hanya belajar pengetahuan umum sesuai arahan pemerintah, tetapi juga memperkuat pemahaman mereka tentang nilai-nilai agama.

Kehidupan masyarakat Desa Ngasinan adalah contoh yang baik tentang bagaimana keharmonisan, kebersamaan, dan religiusitas dapat membentuk sebuah komunitas yang kuat dan damai. Dengan keunikan geografisnya yang dipisahkan oleh dua jalur kereta api, desa ini tidak hanya menawarkan pemandangan yang indah tetapi juga potret masyarakat yang hidup dalam kebersamaan.

Kedatangan tim KKN UIN Walisongo membawa harapan baru bagi Desa Ngasinan, membuka peluang untuk inovasi dan kolaborasi yang lebih baik di masa depan. Dengan dukungan dari mahasiswa dan kerjasama warga, desa ini diharapkan dapat terus berkembang dan menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mewujudkan kehidupan yang harmonis dan sejahtera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline