Lihat ke Halaman Asli

KKN MIT18

Mahasiswa/UIN Walisongo Semarang

Perayaan Tahun Baru Muharram di Desa Bumiayu, Sederhana tapi Erat: Kolaborasi Tokoh, Agama, Desa dan Mahasiswa KKN MIT-18 UIN Walisongo Semarang

Diperbarui: 11 Juli 2024   00:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Weleri, Kendal - Perayaan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 Hijriah di Desa Bumiayu, Kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, berlangsung khidmat dan penuh makna. Acara yang diprakarsai oleh tokoh agama desa, bersama dengan pemerintah desa dan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri Inisiatif Terprogram (MIT)-18 UIN Walisongo Semarang ini, menjadi momen spesial untuk mempererat tali persaudaraan dan meningkatkan keimanan umat Islam di desa.

Acara perayaan dilaksanakan di Jalan RW 11 dengan konsep duduk lesehan melingkar bersama, menjadikan acara tersebut terkesan sederhana namun erat. Meskipun terbilang sederhana, perayaan Tahun Baru Islam di Desa Bumiayu ini terasa begitu hangat dan penuh kekeluargaan. Diawali dengan sholat Isya berjamaah di masjid setempat, dilanjutkan dengan  doa bersama. Kemudian, acara dilanjutkan dengan tausiyah singkat yang disampaikan oleh salah satu tokoh agama di desa.

Dalam tausiyah singkatnya, tokoh agama (Kyai Khamdi), menyampaikan tentang pentingnya memaknai Tahun Baru Islam sebagai momen untuk refleksi diri dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Beliau juga mengajak seluruh masyarakat desa untuk menjadikan Tahun Baru Islam sebagai awal baru untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.

Suasana kekeluargaan semakin terasa saat seluruh warga desa berkumpul bersama untuk menikmati hidangan Tahun Baru Islam, yaitu Nasi Tumpeng sebagai simbol rasa syukur.

Penyusunan nasi tumpeng pun sarat makna. Biasanya, nasi tumpeng dibuat dari nasi kuning, melambangkan kemakmuran, kekayaan, dan kesucian. Lauk pauk yang ditata di sekelilingnya pun memiliki makna simbolis masing-masing, seperti ayam yang melambangkan semangat dan keteguhan, telur yang melambangkan kesuburan, dan urap sayur yang melambangkan kesederhanaan dan keharmonisan.

Kepala Dusun Timbang, Desa Bumiayu (Imam Zuhri), dalam sambutannya, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dalam menyukseskan acara perayaan Tahun Baru Islam ini. Beliau berharap agar kegiatan ini dapat terus dilaksanakan setiap tahunnya dan menjadi tradisi yang dapat mempererat tali persaudaraan antar warga desa.

Sementara itu, Kordinator Desa KKN MIT-18 Posko 20 UIN Walisongo Semarang (Moh. Ilyas S), merasa bersyukur dapat terlibat dalam kegiatan ini dan mengucapkan rasa terima kasihnya kepada seluruh warga desa yang telah menyambut mereka dengan hangat. Ia mengatakan bahwa pengalamannya bersama masyarakat Desa Bumiayu selama KKN ini sangat berharga dan tidak akan terlupakan.

"Melalui kegiatan ini, kami dapat belajar banyak tentang budaya dan tradisi masyarakat desa. Selain itu, kami juga dapat menjalin hubungan yang erat dengan masyarakat desa, momentum tahun baru Islam ini dijadikan sebuah wadah silaturahmi antara peserta KKN dengan tokoh, dan masyarakat setempat" ujarnya.

Perayaan Tahun Baru Islam di Desa Bumiayu ini menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara tokoh agama, desa, dan mahasiswa KKN dapat menghasilkan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat. Dengan semangat kebersamaan dan gotong royong, perayaan sederhana ini mampu memberikan makna yang mendalam bagi seluruh warga desa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline