Lihat ke Halaman Asli

KKN MDB UIN SATU TULUNGAGUNG

KKN Membangun Desa Berkelanjutan UIN SATU Tulungagung

Menyambut Lailatul Qodar: KKN Membangun Desa Berkelanjutan Mengadakan Pengajian Akbar

Diperbarui: 11 Mei 2022   11:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by: dokumentasi pribadi

Trenggalek-Kelompok KKN Membangun Desa Berkelanjutan melaksanakan kegiatan yang menjadi salah satu bagian dari program kerja divisi sosial budaya dan keagamaan. 

Acara ini dinamakan KALAM "Kajian Islami Ramadhan" dengan tema Gebyaring Ratri Nggayuh Ing Lailatul Qadar yang diselenggarakan di halaman Bumdes Pangestu Desa Jajar. 

Kegiatan ini bisa disebut sebagai kegiatan terakhir sebelum hari raya idul fitri, sebelum kelompok mahasiswa KKN melakukan mudik pulang kampung. Kajian ini diadakan bertepatan pada Ramadhan tanggal 25 dan acara dimulai pukul 21.00 WIB setelah pelaksanaan salat tarawih. 

Kegiatan ini melibatkan seluruh elemen masyarakat Desa Jajar, kajian diisi oleh penceramah dan juga sekaligus dosen dari kampus Tulungagung. Selain itu, acara dimeriahkan oleh grub shalawat Majelis Shalawat Kubro (MASBRO) yang merupakan kumpulan dari kelompok shalawat se-Desa Jajar.

Tema Gebyaring Ratri Nggayuh Ing Lailatul Qadar memiliki makna gebyar yang berarti perayaan, ratri yang berarti malam, dan nggayuh yang memiliki arti mencapai. Yang dimaksudkan kegiatan ini sebagai perayaan untuk penyambutan lailatul qadar. Dari kegiatan ini, diharapkan dapat menjadi sarana untuk menambah pengetahuan dan mengcapai lailatul qadar. Kegiatan ini bukan hanya sekedar pengajian seperti pada umumnya. Melainkan terdapat beberapa rangkaian acara yang menarik, seperti rebut jajan gantung, dan takir-an.

Photo by: dokumentasi pribadi

Pada momen perayaan kali ini, terdapat takir-makanan yang dijadikan sebagai simbolis acara-acara keagamaan. Takir sendiri memiliki nilai filosofis yang sangat erat kaitannya dengan ajaran agama Islam. Takir merupakan plesetan dari kata dzakir yang berarti iling atau mengingat, atau memiliki arti lain ditata dan difikir. 

Adanya takir dalam kegiatan ini sebagai pengerat tali silaturahmi dan penyambung kerukunan antar masyarakat Desa Jajar utamanya. Abah---penceramah menegaskan bahwa sudah seharusnya agama dan budaya dapat hidup beriringan. Budaya merupakan warisan nenek moyang yang dapat dilestarikan, dan agama sebagai pedoman hidup manusia.

Kajian berlangsung dengan apresiasi masyarakat yang sangat antusias. Baik dari kalangan muda maupun golongan lanjut usia ikut menyemarakkan kegiatan ini. Pembawaan penceramah yang asik dan gamblang membuat peserta kajian tidak mudah bosan, justru tidak jarang jama'ah kajian menertawakan lelucon yang dilemparkan oleh penceramah. Pada sela-sela kajian, sesekali diiringi dengan lantutan shalawat dan diikuti oleh seluruh jama'ah. Dipenghujung kegiatan ini, dilakukannya mahalul qiyam disertai rebutan jajanan yang telah bergelantungan diatas jama'ah dan ditutup dengan do'a bersama yang dipimpin oleh tokoh agama Desa Jajar.

Nama Penulis : Aini dan Uut

Editor             : Fadila




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline