Lihat ke Halaman Asli

KKN MB Posko 9

UIN Walisongo Semarang

Mahasiswa KKN UIN Walisongo Berpartisipasi dalam Haul Mbah Joyo Kusumo Kelurahan Cepoko, Gunung Pati, Kota Semarang

Diperbarui: 7 Agustus 2024   12:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi Posko 9 Kelurahan Cepoko

SEMARANG – Peringatan Haul Mbah Joyo Kusumo kembali diselenggarakan di Kelurahan Cepoko, Kecematan Gunung Pati. Acara berlangsung dengan khidmat pada Minggu (21/7/2024).

Mbah Joyo Kusomo merupakan tokoh agama yang sangat disegani dikelurahan ini khususnya di dukuh Mundingan. Oleh karenanya, peringatan Haul ini melibatkan seluruh masyarakat dan mahasiswa KKN MIT Moderasi Beragama Posko 9 UIN Walisongo Semarang juga turut berpartisipasi.

Sari Ayu, salah satu mahasiswa KKN menyampaikan bahwa mahasiswa KKN turut berpartisipasi dari awal hingga akhir acara.

“Bersama warga, sebelum hari H acara, kita turut membantu persiapan acara, seperti bersih-bersih dan membungkus makanan untuk acara peringatan tersebut,” ujarnya.

Dokumentas Pribadi Posko 9 Kelurahan Cepoko

Rangkaian acara Haul dimulai pada Rabu malam (17/7/2024) pukul 19.30 WIB dengan tahlil dan Burdah atau Simtudduror yang diiringi oleh hadroh Darul Ma'wa Mundingan. Kemudian dilanjutkan dengan do'a bersama disekitar makam Mbah Joyo Kusumo.
Setelah do'a bersama, dilanjutkan dengan menikmati hidangan makanan yang telah disediakan oleh panitia bersama warga. Warga yang hadir turut merasakan kebersamaan dan kekhidmatan saat mengikuti acara ini.

Puncak dari acara Haul tahun ini yaitu pengajian umum dan mauidhoh khasanah yang disampaikan oleh KH. Ashadi Ahmad dari Demak pada Minggu, (21/7/2024), pukul 08.00 hingga 12.00 WIB. Acara ini dihadiri sekitar 250 orang mencakup warga desa maupun dari luar desa.

Dalam Mauidhoh Khasanah disampaikan amalan-amalan yang dapat dikerjakan di bulan Muharram yang penuh berkah ini.

“Amalan di bulan Muharram itu banyak sekali. Kita bisa menjalin silaturahmi dengan keluarga, tetangga, membaca surat Al-Ikhlas seribu kali; mengunjungi orang sakit, mengusap kepala anak yatim, dan memotong kuku,” tutur KH. Ashadi Ahmad.

Puncak peringatan ini memiliki sebuah ciri khas, yaitu semua kepala keluarga membawa tiga buah berkat, seperti roti, buah, bubur dan berbagai macam lainnya, yang nantinya akan dibagikan kembali kepada masyarakat yang hadir.

“Semua kepala keluarga bawa berkat dari rumah tiga, lebih juga boleh,” tutur Zubaidah, warga Kelurahan Cepoko.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline