Lihat ke Halaman Asli

KKN MB 103

Mahasiswa KKN Moderasi Beragama Tahun 2024

Menjaga Sejarah, KKN Posko 103 UIN Walisongo Turut Berpartisipasi dalam Haul Kyai Selogati & Nyi Selogati dan Haul Umum Makam Dukuh Siwatu

Diperbarui: 9 Agustus 2024   02:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masyarakat Desa Siwatu saat Menggelar Haul Penemu Desa Siwatu (Foto: Tim Medinfo Posko 103)

Upacara haul merupakan peringatan tahunan atas hari wafatnya seorang kyai atau ulama, yang diadakan oleh ahli warisnya. Dalam memperingati tokoh besar, haul biasanya dilaksanakan setiap tahun pada hari kematian individu tersebut. Haul merupakan tradisi yang terutama dipegang oleh masyarakat Jawa sebagai bentuk penghormatan dan pengingat atas kematian seseorang yang telah meninggal dunia, haul tidak hanya memiliki nilai religius tetapi juga nilai budaya yang mendalam.


Makna haul dalam islam adalah dilaksanakan untuk mendoakan yang telah meninggal, untuk mengingat kematian dan meningkatkan ketakwaan. Upacara haul dilaksanakan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dukuh Siwatu pada Senin Pahing (29/7/24). Upacara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, perangkat desa, ustadz, dan masyarakat Desa Siwatu. "Haul di makam desa siwatu baru pertama kali ini dilakukan, dikarenakan makam tokoh penting dalam sejarah Desa Siwatu yakni makam Kyai Selogati & Nyi Selogati baru ditemukan.", ujar Ibu Silfiana Ariani, Amd. Keb. Kepala Desa Siwatu pada Senin Pahing (29/7/24). 


Mahasiswa KKN Posko 103 Desa Siwatu ikut serta dalam kegiatan haul sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah dan tradisi lokal, serta untuk mendukung pelestarian budaya yang menjadi warisan berharga. Acara dimulai dengan pembacaan yasin dan tahlil, kemudian dilanjutkan sambutan-sambutan dari ibu kepala desa. 

Dalam sambutannya Ibu Silfiana Ariani, Amd. Keb. Kepala Desa Siwatu menyampaikan sejarah mengenai Desa Siwatu. Kyai Selogati dan Nyi Selogati merupakan sepasang suami istri pertama yang menemukan dan mendirikan Desa Siwatu, Kyai Selogati dan Nyi Selogati dahulu menyisir hutan kemudian menemukan mata air atau sungai yang penuh dengan batu-batu dimana sungai tersebut menjadi sumber kehidupan dan akhirnya banyak masyarakat yang tinggal, hingga kini dinamai Desa Siwatu. 

Masyarakat Desa Siwatu saat Menggelar Haul Penemu Desa Siwatu (Foto: Tim Medinfo Posko 103)

Setelah sambutan dilanjutkan dengan tausiyah dan pengajian yang disampaikan oleh tokoh agama setempat. Acara kemudian diakhiri dengan doa dan dzikir penutup, di mana semua yang hadir berdoa bersama memohon keberkahan dan rahmat. Setelah seluruh rangkaian acara ibadah selesai, dilanjutkan dengan makan bersama dari makanan yang telah dibawa oleh warga sebagai bentuk sedekah. Makanan biasanya dinikmati bersama di lokasi acara, namun ada juga yang memilih untuk membawa pulang makanan tersebut sebagai bentuk berkah dari acara haul.

Tradisi ini menjadi salah satu sarana untuk mempererat silaturahmi. Mahasiswa KKN Posko 103 mendapatkan kesempatan berharga untuk belajar langsung dari tradisi dan budaya lokal. Kami berharap keterlibatan serupa dapat terus dilakukan oleh generasi muda untuk mendukung pelestarian budaya dan sebagai upaya menjaga sejarah serta mempererat hubungan antar sesama khususnya generasi muda dan masyarakat lokal. 

Oleh : Tim Medinfo 103

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline