Lihat ke Halaman Asli

Tamparan Keras dari Seorang Peternak Terhadap Mahasiswa KKN UNISYA dalam Merubah pola hidupnya

Diperbarui: 25 Desember 2024   19:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KKN Malasan/Hasyim 1:3

KKNmalasan - Rabu (25 Desember 2024) -- Berternak kambing merupakan salah satu usaha sebagai penunjang perekonomian masyarakat yang ada di desa Malasan Kulon, disamping mereka mayoritas sebagai petani Tebu, namun kambing juga menjadi salah satu usaha yang menjanjikan dalam mendukung perekonomian. Dalam kesempatan kali ini mahasiswa KKN UNISya Kelompok 01 mendatangi salah satu pengusaha atau peternak kambing, yakni Ibu Sudari, beliau merupakan salah satu peternak kambing  yang berada di Kecamatan Leces tepatnya di Dusun Gunung Malang Desa Malasan Kulon Kabupaten Probolinggo. Hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran berternak kambing dalam memenuhi perekonomian, serta mengetahui bagaimana cara mengelola kambing, pemasaran, serta pemanfaatan limbah atau kotoran kambing.

Awal mula memelihara kambing, beliau mengambil gadai dari orang lain kemudian hasil yang didapat dikelola lagi oleh beliau untuk bisa memelihara kambing sendiri tanpa mengambil gadai dari oarang lain. "sebelum kita melangkah memulai bisnis kita harus ubah cara hidup kita dan cara berfikir kita, Jumlah kambing pada awalnya adalah berkisar hanya 2 sampai 3 ekor saja namun seiring berjalannya waktu menjadi puluha ekor dengan cara berkumpul dengan komunitas peternakan untuk memperluas jangkawan atau pasar untuk menjual kambing dengan harga yang lebih tinggi, sehingga dari penghasilan yang didapat bisa menambah jumlah kambing". Ujar Ibu Sudari


Jenis kambing yang dipelihara oleh ibu sudari yaitu Durmas dan Sopas, semuanya berjumlah kurang lebih 60 ekor dengan panjang kandang 10 meter dan lebar 5 meter permasing-masing kandang.
Peternak Kambing tidak hanya di pelihara di tempat beliau ternak melainkan juga di pasarkan untuk kambing - kambing yang di kira sudah cukup besar, untuk pemasaran kambing ternak itu tidak setiap hari melainkan ada hari - hari tertentu saja seperti hari senin dan jumat. "kalo kambing yang kira -kira sudah besar dengan umur 3 sampai 4 tahun itu harganya kalo di jual 2 juta sampai 3 juta tergantung bobot kambingnya, untk pemasaran penjualannya itu di siwalan Probolinggo". Tuturnya ibu sudari


Untuk pakan kambing yang diberikan adalah rumput-rumputan yang masih hijau seger, ada dua jenis rerumputan yang diberikan yaitu rumput odot dan rumput pancong, dari dua rerumputan ini yang lebih bagus rumput pancong "kalau rumput pancong kambing makan sedikit sudah merasa kenyang". Dari pakan ini juga diselingi konsentrat dengan mencampur ampas tahu atau katul/dedak untuk penggemukan. Air yang dibuat untuk minum kambing juga tidak sembarangan yaitu menggunakan air yang dicampur dengan gula untuk menambah gemuk. Proses pemberi makan juga tidak langsung diberikan rumput utuh namun beliau menggunakan mesin pemotong rumput husus yang dirakit sendiri untuk diberikan dan di campur dengan konsentrat, tutur ibu sudari


Dalam setiap usaha pasti ada kendala, kendala yang ditemukan dalam ternak kambing adalah penyakit biasanya penyakit yang ada pada kambing adalah kutu serta cacingan, namun dalam hal ini sudah ada obat yang diberikan untuk mengatasi penyaki ini yaitu dengan menggunakan vaksin dan obat yang sudah direkomendasikan oleh dinas peternakan, sehingga para peternak kambing sudah tinggal menyuntikkan dan menyemprotka obat tersebut kepada kambing.

Dari pemaparan beliau yang begitu detail dari perawatan, pemasaran sehingga menghasilkan manfaat terhadap perekonomian keluarga, kami Mahasiswa KKN UNISya sangatlah termotivasi untuk breeding kambing. Karena kambing merupakan salah satu hewan yang prospeknya begitu baik.

pewarta: Tim KKN UNISYA desa malasan
Editor : Hasyim Asyari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline