Tidak seperti hari rabu biasanya, hari ini kami tidak mendampingi TK. Bukan karena kami malas tapi memang karena guru TK sedang ada rapat. Jadi ya, anak-anak TK tidak masuk sekolah. Melihat proker kami yang kebanyakan sudah di tahap akhir, rasa-rasanya hari ini akan terasa cukup kosong bagi sebagian dari kami. Namun, sebenarnya tidak juga.
Kegiatan hari ini dimulai agak siang, diawali oleh kegiatan membuat tempat sampah yang terbuat dari botol plastik. Sebenarnya, konsepnya hampir sama seperti tempat sampah yang diisi sampah plastik sehingga menjadi ecobrick. Tempat sampah ini juga cukup ringan dibandingkan dengan ecobrick. Namun keduanya juga sudah cukup bagus karena mampu mengolah sampah menjadi barang yang dapat berguna kembali. Proker ini dikerjakan oleh dua teman kami yaitu Defta dan Abid. Ada juga teman kita yaitu Diah yang sedang mengerjakan artikel untuk Kompasiana pula.
Waktu berlalu, pada sore hari Jati dan Zaki mencari media yang akan digunakan pada proker biopori yakni tanah. Kami mengambil tanah di tempat Bapak Joko Waluyo, salah satu tetua di Desa Jalakan. Singkat cerita kami pun kembali ke posko seusai mendapatkan tanah.
Hari ini terasa sangat lengang, tidak ada proker yang bertepatan dengan hari ini, apalagi TK libur. Mulai lah inisiatif kami untuk mengerjakan logbook. Ternyata cukup banyak kegiatan yang harus kami masukkan dari awal masuk hingga akhir Agustus ini. Walah ternyata, tau gitu ngerjain dari awal-awal kemarin. Mau tidak mau kami tetap harus mengerjakan logbook ini karena memang kami sudah tertinggal cukup jauh. Namun, ternyata ada satu teman kami yang tidak bisa mengerjakan karena dia belum disetujui oleh dosen. Ya, memang nasib menjadikannya tidak bisa membarengi teman-teman yang lain dalam mengerjakan logbook ini. Kami bekerjasama membuat pdf untuk mempersingkat waktu pengerjaan karena jika membuat sendiri akan memakan waktu yang cukup lama.
Tak terasa kami sudah sampai pukul 2 dini hari. Kami baru menyelesaikan 2-3 minggu saja, masih panjang ternyata. Kami akhirnya memutuskan melanjutkannya esok hari saja karena memang badan dan pikiran yang sudah tidak kuat dan sinkron, haha. Melihat pengalaman kami ini ada baiknya tidak menunda-nunda hal seperti ini karena ya memang melelahkan karena cukup banyak ternyata yang harus diselesaikan.
Penulis: Franciscus Pancarjati Ciptawijaya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H