Pada tanggal 16 Agustus 2024 malam, di Dusun Jalakan tampak berbeda dari biasanya. Langit yang gelap mulai dihiasi dengan bintang-bintang kecil, seolah turut menyaksikan semangat kebersamaan warga dan mahasiswa KKN yang sedang bersiap untuk kegiatan tirakatan. Acara ini merupakan tradisi tahunan menjelang hari kemerdekaan, di mana seluruh warga berkumpul untuk berdoa, bersyukur, dan mengenang perjuangan para pahlawan.
Malam itu, suasana terasa khidmat dan hangat. Para warga dan mahasiswa KKN duduk melingkar diterangi oleh temaram lampu. Doa dipanjatkan, harapan untuk masa depan dusun pun dibicarakan. Setelah doa selesai, acara dilanjutkan dengan makan bersama. Hidangan khas pun mulai disajikan, dari nasi hingga gulai kambing yang harum menggoda.Namun, di tengah-tengah suasana yang begitu damai, terjadi kejadian yang mengundang tawa seluruh warga.
Salah satu mahasiswa KKN, sebut saja namanya L, dikenal cukup pendiam di antara teman-temannya. Malam itu, seorang ibu warga setempat datang menghampiri L dengan membawa sepiring gulai kambing yang terlihat sangat lezat. Piringnya cantik, dihiasi motif bunga-bunga yang klasik dan indah. Sambil tersenyum ramah, ibu itu menyodorkan piring tersebut ke arah L. Namun, alih-alih menerima piring itu dengan senang hati, L justru mundur dengan ekspresi gugup. Warga yang melihatnya mulai bertanya-tanya, ada apa gerangan? Bukankah gulai kambing itu favorit semua orang? "Gak apa-apa, Bu, saya kenyang," kata L pelan, namun suaranya terdengar gemetar.
Rupanya, bukan karena gulainya tidak enak, atau karena dia kenyang. Setelah ditanya lebih lanjut oleh teman-teman KKN-nya, barulah terungkap bahwa L ternyata memiliki fobia yang cukup unik---fobia terhadap bunga. Sesuatu yang bagi orang lain terlihat indah dan biasa, justru membuat L ketakutan. "Motif bunga di piringnya bikin saya merinding, bukan makanannya," ujarnya setengah malu.
Sontak, kejadian ini menjadi bahan tawa dan perbincangan warga sepanjang malam. Mereka tertawa bukan untuk mengejek, melainkan karena merasa terhibur oleh situasi yang tak terduga itu. Bahkan, beberapa warga berjanji untuk mencari piring dengan motif polos khusus untuk L jika acara makan bersama diadakan lagi.
Malam tirakatan yang penuh kesan tersebut tak hanya menjadi kenangan akan kebersamaan, tapi juga kisah lucu yang akan terus diingat oleh warga Dusun Jalakan dan mahasiswa KKN di masa depan.
Penulis: Krysna Yudha Maulana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H