Lihat ke Halaman Asli

KKN KPosko

Jurnalis

KKN Kolaboratif #3 Kelompok 150 Desa Banjarsari Mengadakan Penyuluhan Guna Mengatasi Masalah Kesehatan pada Anak Stunting

Diperbarui: 15 Agustus 2024   14:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Stunting adalah kondisi kekurangan gizi kronis pada anak yang menyebabkan pertumbuhan fisik dan perkembangan otak mereka terganggu, yang pada gilirannya mempengaruhi kualitas hidup mereka di masa depan. Hal ini seringkali disebabkan oleh kombinasi faktor gizi, kesehatan, dan sanitasi yang buruk. Menurut data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), stunting mempengaruhi sekitar 22% dari anak-anak di bawah usia lima tahun di negara berkembang, termasuk Indonesia.

Sosialisasi stunting menjadi langkah penting dalam upaya mengurangi prevalensi kondisi dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak. Maka dalam kesempatan kali ini mahasiswa/i KKN Kolaboratif #3 kelompok 150 Desa Banjarsari melakukan sosialisasi mengenai dampak, akibat, dan penanggulangan stunting. Hal tersebut dilakukan karena stunting termasuk masalah yang kompleks sehingga tidak cukup dengan penanganan pada kesehatan anak semata. Namun, upaya peningkatan sistem pola relasi juga penting dalam ruang lingkup keluarga.

Sosialisasi stunting memiliki peran krusial dalam meningkatkan kesadaran, Banyak orang tua belum sepenuhnya menyadari dampak jangka panjang stunting terhadap kesehatan anak. Sosialisasi membantu mereka memahami pentingnya gizi seimbang dan perawatan kesehatan yang baik. Dengan informasi yang tepat, diharapkan orang tua dan masyarakat dapat mengubah kebiasaan yang dapat berkontribusi pada stunting, seperti pola makan yang tidak sehat atau kurangnya pemantauan kesehatan anak.

Tidak semua daerah memiliki akses yang sama terhadap informasi kesehatan. Beberapa orang tua mungkin tidak menyadari pentingnya pencegahan stunting atau tidak mengetahui cara melakukannya. Dengan Mengoptimalkan peran Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) dan Puskesmas dalam memberikan konsultasi gizi dan pemantauan pertumbuhan anak secara rutin, serta Memberikan pendidikan kepada keluarga tentang pentingnya ASI eksklusif, makanan pendamping ASI yang bergizi, dan sanitasi yang baik merupakan hal yang efektif untuk mengurangi angka stunting.

Selain itu pola relasi dalam keluarga juga memiliki kesinambungan terhadap terjadinya stunting. Hal yang harus diperhatikan dalam relasi suami dan istri yakni ada 3 indikator diantaranya konflik, komunikasi dan pembagian tugas. Dalam hal ini ada 10 aspek yang membedakan pasangan bahagia dan tidak bahagia yakni (komunikasi, fleksibilitas, kedekatan, kecocokan kepribadian, resolusi konflik, relasi seksual, kegiatan di waktu luang, keluarga dan teman, pengelolaan keuangan dan keyakinan spiritual). Maka dari itu pentingnya dari keluarga untuk mengoptimalkan tingkat kebahagiaan, terkhusus saat istri dalam posisi mengandung.

Maka dari itu Sosialisasi stunting adalah kunci dalam mengatasi masalah kesehatan yang mempengaruhi banyak anak di Indonesia. Dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat, memfasilitasi akses informasi, dan mendorong perubahan perilaku, diharapkan prevalensi stunting dapat berkurang dan anak-anak Indonesia dapat tumbuh dengan optimal. Melibatkan berbagai pihak, dari pemerintah hingga masyarakat sipil, merupakan langkah penting dalam mencapai tujuan ini. 

Dokpri 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline