Lihat ke Halaman Asli

KKN KOLABORATIF 81

kkn kolaboratif 81_desa klompangan

Brandingisasi Jamur Janggel oleh Mahasiswa KKN Kelompok 81

Diperbarui: 27 Agustus 2022   08:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dokpri)

Sabtu, 27 Agustus 2022 | DESA KLOMPANGAN - Mahasiswa KKN Kolaboratif kelompok 81 Melakukan Kegiatan Brandingisasi Jamur Janggel Di Desa Klompangan. Mahasiswa KKN Kolaboratif 81 ini terdiri dari berbagai Universitas yaitu antara lain Universitas Jember, Akademi Farmasi, Universitas Islam Jember, dan Universitas Dr Soebandi. Potensi Desa yang dikembangkan berfokus pada pelabelan dari produk jamur Janggel milik Bapak Khotib.

Desa Klompangan merupakan salah satu desa dengan potensi alam yang luar biasa. Mayoritas penduduk bekerja sebagai buruh tani. Komoditas yang banyak ditanam disini adalah padi, jagung, dan tanaman sayuran. Salah satu potensi yang dapat di kembangkan dari banyaknya tanaman yang dibudidayakan adalah limbah jagung. Limbah jagung yang berupa tongkol jagung masih banyak dibiarkan begitu saja tanpa di optimalkan manfaatnya. Salah satu cara dalam memanfaatkan tongkol jagung adalah dengan cara menjadikannya sebagai media dari budidaya jamur. Jamur yang dibudidayakan disebut Jamur Janggel. Pemanfaatan limbah jagung ini selain dapat menjadi penghasilan tambahan juga dapat mengurangi polusi udara karena kebanyakan warga setelah panen jagung, limbah tongkol jagung tersebut langsung mereka bakar, sehingga lingkungan sekitar dapat terjaga.

Mahasiswa KKN Kolaboratif kelompok 81 telah melakukan pertemuan dengan Bapak Khotib selaku pembudidaya jamur janggel. Informasi yang didapatkan adalah usaha jamur janggel ini dipasarkan hanya melalui mulut ke mulut. Melihat hal ini, Mahasiswa KKN kelompok 81 membuat program kerja dengan bermaksud untuk membantu Bapak Khotib dalam membranding jamur janggel, dengan memberikan kemasan yang terdapat logo jamur janggel tersebut. Hal tersebut membuat nilai tambah dan nilai jual dari jamur janggel tersebut meningkat atau melambung tinggi.

(Dokpri)

“Biasanya pembeli datang sendiri ke tempat saya untuk membeli jamur. Satu plastik dengan berat 250 gr saya jual dengan harga Rp 5000” Ujar Pak Khotib.

Diharapkan program kerja yang dilakukan mahasiswa KKN Kolaboratif kelompok 81 ini dapat membantu Bapak Khotib selaku pembudidaya jamur janggel agar dapat meningkatkan nilai tambah dan nilai jual dari jamur janggel.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline