Lihat ke Halaman Asli

KKN Kolaboratif3 Desa

KKN Kolaboratif Kabupaten Jember

Harga Meningkat Ekonomi Kuat: Komoditas Kopi Menjadi Potensi Desa Garahan Kecamatan Silo Kabupaten Jember

Diperbarui: 9 Agustus 2024   20:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pohon kopi milik warga/dokpri

Proses penjemuran kopi./dokpri

Foto bersama anggota KKN./dokpri

Jember, 24 Juli 2024. Desa Garahan, yang terletak di Kecamatan Silo, Kabupaten Jember Jawa Timur yang menjadi lokasi KKN Kolaboratif 3 memiliki banyak potensi pengembangan desa. Anggota KKN Kolaboratif 3 yang terdiri dari mahasiswa berbagai Universitas yang ada di dalam maupun di luar Kabupaten Jember. Seluruh anggota kelompok KKN Kolaboratif 3 posko 055 memiliki semangat dan motivasi yang tinggi untuk berkolaborasi dalam meningkatkan potensi dan mengatasi masalah yang ada di Desa. Desa Garahan terdiri atas beberapa dusun yakni, Dusun ranggi, Dusun Garahan Jati, Dusun Krajan dan Dusun Pasar Alas.

Desa Garahan terletak di jalan Nasional yang menghubungkan Kabupaten Jember dan Kabupaten Banyuwangi sehingga memberikan dampak terhadap ekonomi masyarakat. Salah satunya adalah usaha kuliner pecel Garahan yang menjadi icon desa tersebut. Selain terkenal dengan kulinernya desa Garahan juga memiliki potensi pengembangan komoditas kopi. Kecamatan Silo menjadi pelopor produsen biji kopi terbesar di Kabupaten Jember.

Indonesia menganggap kopi bukan hanya sekedar minuman, kopi juga bagian dari budaya dan perekonomian masyarakatnya. kekuatan utama industri kopi adalah desa-desa penghasil kopi yang tersebar di seluruh Indonesia. Desa-desa penghasil kopi pada umumnya terletak di dataran tinggi dengan iklim yang cocok untuk penanaman kopi. Salah satunya desa yang ada didataran tinggi yang cocok untuk penanaman kopi ada didaerah Kabupaten Jember adalah Kecamatan Silo Desa Garahan. Sehingga banyak masyarakat di desa Garahan yang memiliki kebun kopi digunakan sebagai pekerjaan sampingan dan mendapatkan penghasilan tambahan dari kebun kopi tersebut.  

Kopi merupakan salah satu komoditas dengan permintaan yang diperkirakan akan terus tumbuh seiring dengan meningkatnya permintaan dan minat di bisnis kedai kopi. Pendapatan kopi per-tahun tergantung pada perubahan iklim, ketika kopi berbunga dan memasuki musim hujan membuat produksi kopi menurun karena bakal buah yang rontok oleh air hujan. 

Pengolahan biji kopi yang dilakukan oleh masyarakat sekitar Desa Garahan hanya berpusat pada proses pemanenan, pemecahan biji menggunakan mesin pemecah kopi, proses penjemuran, pemisahan kulit dengan biji menggunakan mesin. Minimnya infrastruktur dan fasilitas pengolahan biji kopi membuat masyarakat memilih menjual biji kopi kering tanpa kulit pada pengepul. Sehingga masyarakat dimudahkan untuk menjual hasil pemanenan kopi yang dihasilkan. Untuk pemasaran kopi didaerah Jember langsung dikirimkan ke pengepul dan di kirim lagi ke pabrik pengelolaan.

Harga kopi sendiri telah mengalami peningkatan sebesar 2 kali lipat lebih tinggi dari pada harga kopi tahun sebelumnya. Kisaran harga kopi pada tahun sebelumnya sebesar Rp. 35.000 dan pada tahun ini meningkat sekitar Rp.75.000 untuk harga kopi kering tanpa kulit. Mengapa harga kopi lebih tinggi dari sebelumnya, dikarenakan pada tahun ini meningkatnya harga perekonomian. Perubahan iklim juga bisa menyebabkan harga kopi naik dengan peristiwa cuaca yang ekstrim seperti, kekeringan, banjir, dan lain sebagainya. Meningkatnya peminat kopi diseluruh dunia yang menjadikan kopi bagian dari gaya hidup modern. Kenaikan upah buruh petani kopi serta kenaikan harga pupuk dan pestisida juga mempengaruhi naiknya nilai jual kopi. 

Pengusaha kopi yang ada di Desa Garahan belum bisa melakukan pemasaran secara mandiri yang menyebabkan kesejahteraan masyarakatnya masih belum stabil. Harga biji kopi yang tinggi pun bukan menjadi jaminan seluruh masyarakat Desa Garahan ekonominya sejahtera, mengingat pemasaran melalui pengepul tidak membuat masyarakat mandiri. Pemberian bantuan modal telah dilakukan oleh pemerintah desa namun belum juga menunjukkan perkembangan komoditas kopi secara optimal. Pendampingan dan monitoring lebih lanjut diperlukan untuk menjaga perkembangan usaha kopi mandiri masyarakat Desa Garahan agar tidak bergantung pada harga pengepul. Kami berharap masyarakat Desa Garahan dapat lebih mandiri dalam mengelola sumber daya dan potensi desanya. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline