Lihat ke Halaman Asli

sunan

mahasiswa

Sosialisasi Pencegahan Stunting di Desa Pakusari: Sinergi Mahasiswa KKN dan BKKBN untuk Masa Depan yang Lebih Sehat

Diperbarui: 17 Agustus 2024   16:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KKNkolaboratif171pakusari (dokpri)

KKNkolaboratif171pakusari (dokpri)

KKNkolaboratif171pakusari (dokpri)

Pakusari, 5 Agustus 2024 -- Tingginya angka stunting di Desa Pakusari mendorong BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) Kecamatan Pakusari bekerja sama dengan Mahasiswa KKN Kolaboratif Kelompok 171 Jember untuk menggelar sosialisasi pencegahan stunting. Acara ini berlangsung di Balai Desa Pakusari pada Senin pagi dengan tujuan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang stunting, faktor penyebabnya, dan langkah-langkah pencegahan yang bisa dilakukan, khususnya bagi keluarga yang berisiko melahirkan anak stunting.

Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan serius di Indonesia yang ditandai dengan gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan. Meskipun tidak bisa diobati sepenuhnya setelah anak melewati masa tersebut, dampak stunting dapat diminimalisir melalui pencegahan yang tepat sasaran.

Acara sosialisasi ini dihadiri oleh sejumlah pihak penting, termasuk Ibu Dian selaku Koordinator BKKBN Kecamatan Pakusari, Kepala Desa Pakusari, Kepala Dusun Pakusari, Ketua Kader TPK, serta seluruh Mahasiswa KKN Kolaboratif Kelompok 171 Jember. Dalam sambutannya, Kepala Dusun Pakusari menekankan pentingnya pencegahan stunting di desa tersebut. Ia menyoroti bahwa ketersediaan air bersih yang layak dan lingkungan yang sehat merupakan faktor kunci dalam mencegah stunting, selain pemenuhan kebutuhan gizi.

Ibu Dian dalam sambutannya mengapresiasi antusiasme Mahasiswa KKN Kolaboratif Kelompok 171 Jember dalam mempersiapkan acara ini. Ia menegaskan bahwa pencegahan stunting harus dimulai bahkan sebelum seorang anak lahir, melalui perhatian intensif terhadap calon ibu dan keluarga yang berisiko tinggi. Ibu Dian juga menekankan pentingnya kerjasama lintas sektor dalam menangani masalah stunting, mulai dari pemerintah, tenaga kesehatan, hingga komunitas lokal.

Pemaparan materi utama disampaikan oleh dua Mahasiswi KKN, Indri dan Ilya, yang menjelaskan secara rinci tentang stunting, mulai dari definisi, faktor risiko, hingga strategi pencegahan yang bisa diterapkan di lingkungan keluarga. Mereka memperkenalkan berbagai tanda stunting yang harus diwaspadai, seperti pertumbuhan terhambat dan berat badan yang tidak sesuai dengan usia anak. Selain itu, mereka juga menekankan pentingnya asupan gizi yang cukup dan seimbang sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun.

Dalam sesi tanya jawab yang interaktif, para kader TPK aktif bertanya mengenai perbedaan antara stunting dan gizi buruk. Dijelaskan bahwa anak stunting pasti mengalami kekurangan gizi, sedangkan gizi buruk belum tentu disertai dengan stunting. Ciri-ciri stunting antara lain pertumbuhan yang melambat dan tubuh yang tampak lebih pendek dibandingkan anak seusianya, sementara gizi buruk ditandai dengan kondisi kulit kering, otot mengecil, dan kemungkinan perut buncit.

Sesi tersebut tidak hanya memperkaya pengetahuan para peserta, tetapi juga memberikan panduan praktis untuk mencegah stunting di lingkungan masing-masing. Acara ini juga diisi dengan penjelasan mengenai tata cara mendata keluarga yang berpotensi melahirkan anak stunting. Para kader TPK mendapatkan instruksi mengenai indikator-indikator yang harus diperhatikan dalam pendataan, seperti status gizi ibu hamil, kondisi lingkungan, dan riwayat kesehatan keluarga.

Kegiatan sosialisasi ini diakhiri dengan sesi foto bersama sebagai simbol kolaborasi antara Mahasiswa KKN, BKKBN, dan masyarakat Desa Pakusari. Masyarakat desa memberikan apresiasi tinggi kepada Mahasiswa KKN Kolaboratif 171 Jember atas kontribusi mereka dalam upaya pencegahan stunting. Mereka berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan stunting untuk menciptakan generasi masa depan yang lebih sehat dan berkualitas.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline