Jember -- Mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) Kolaboratif yang diadakan oleh Pemerintah Jember dengan aliansi 13 Universitas yang tersebar di Jember. KKN Kolaborasi kali ini merupakan kegiatan KKN perdana yang diadakan oleh Pemkab Jember. Mahasiswa KKN Kolaboratif yang terdiri dari 13 Universitas dibagi rata sesuai dengan jumlah yang ada, salah satunya kelompok 144 KKN Kolaboratif yang mendapatkan lokasi di Desa Petung Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember. Mahasiswa KKN Kolaboratif yang resmi dilepas oleh Bupati Jember Kelompok KKN 144 terdiri dari 10 mahasiswa, 5 mahasiswa dari Universitas Jember, dua mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Jember, dua mahasiswa dari Universitad dr. Soebandi Jember, dan satu mahasiswa dari Institut Agama Isam Al-Qodiri.
Desa Petung merupakan desa yang terletak di bagian timur Kecamatan Bangsalsari, bersebelahan dengan Kecamatan Rambipuji. Desa Petung dipimpin langsung oleh Bapak Mohammad Ridwan selaku kepala Desa. Desa Petung sendiri terdiri dari empat dusun yang diantaranya ada dusun Krajan, Glagasan, Paguan, dan Siraan. Masyarakat desa Petung yang tersebar di empat dusun sebagian besar merupakan petani dan pengusaha tahu tempe.
Desa Petung yang identik dengan mata pencaharian masyarakat sebagai petani tidak semerta-merta menjadikan masyarakat desa ini memiliki penghasilan yang bersumber dari pedesaan. Petani di wilayah Petung memang mendominasi, namun di desa ini juga banyak mata pencaharian yang mejadi ciri khas dan keunikan tersendiri, salah satunya adalah pembuatan tempe, tahu, kerupuk, pandai besi, mebel, sangkar burung, dan lain semacamnya.
Selain banyaknya mata pencaharian yang tersebar luas di daerah Petung, masyarakat asli Petung juga memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, yakni masyarakat yang masih menggunakan bahasa Madura dalam berkomunikasi sehari-hari. Jember merupakan kota yang masyarakatnya masih banyak menggunakan bahasa Jawa dan Madura. Masyarakat desa Petung sendiri mayoritas masih menggunakan bahasa Madura, meskipun ada beberapa masyarakat yang bisa menggunakan bahasa Jawa.
Mahasiswa KKN yang tersebar luas di pedasaan Kota Jember memiliki tugas program kerja dari Pemkab untuk memvalidasi data kemiskinan melalui sebuah aplikasi yang disebut DTKS. Tugas ini merupakan program utama mahasiswa KKN Kolaboratif, selain itu, mahasiswa juga wajib memiliki Program Kerja untuk mengembangkan Potensi yang dimiliki desa. Aplikasi DTKS yang diluncurkan oleh Pemkab Jember ini akan menjadi media utama mahasiswa dalam melakukan program kerja wajib yang harus memiliki progres dari minggu pertama.
Program Kerja yang bukan hanya satu menjadikan mahasiswa KKN Kolaboratif harus pintar memanfaatkan waktu, tenaga, dan juga pikiran. Hal ini tentunya akan berpengaruh kepada kinerja kelompok di setiap harinya. Untuk Program pendataan validasi kemiskinan, mahasiswa KKN dianjurkan untuk merangkul pemuda yang kiranya mampu menjadi generasi dalam ataupun di luar Desa. Banyaknya generasi muda dan potensi di Desa ini, tentunya akan membantu program Kerja mahasiswa KKN Kolaboratif yang akan melakukan program Kerja selama 35 hari ke depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H