Lihat ke Halaman Asli

Membangun Kader Pemberdaya di Desa Wonojati untuk Perangi Stunting

Diperbarui: 28 Agustus 2024   22:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengkaderan GASPPRO/dok. pri

Di balik upaya besar untuk mengatasi masalah stunting yang ada di Desa Wonojati, Mahasiswa KKN-K mempunyai sebuah strategi jitu yang jarang terdengar namun berdampak besar: pengkaderan. Melalui program ini, Mahasiswa KKN Kolaboratif Posko 076 tidak hanya memberikan solusi jangka pendek, tetapi juga menanam benih perubahan yang berkelanjutan. Mereka membekali masyarakat lokal dengan keterampilan dan pengetahuan untuk menjadi kader-kader pemberdaya, yang mampu memimpin desa dalam melawan stunting secara mandiri. Pengkaderan ini lebih dari sekadar pelatihan; ini adalah langkah strategis untuk menciptakan pemimpin-pemimpin lokal yang dapat menggerakkan perubahan dari akar rumput. Dengan semangat kolaboratif, para mahasiswa dan perangkat desa bersatu untuk mewujudkan Desa Wonojati yang lebih sehat dan sejahtera. 

Para mahasiswa KKN Kolaboratif posko 076 selama materi pengkaderan. Kiri: [M. Wahyu Hidayatullah], tengah: [Zainal Bahri]/dok. pri

Pengkaderan merupakan bagian penting dalam strategi pemberdayaan masyarakat. Melalui pengkaderan, Mahasiswa KKN Kolaboratif berharap dapat menciptakan pemimpin-pemimpin lokal yang tidak hanya paham tentang masalah stunting, tetapi juga memiliki keterampilan untuk mengatasi masalah tersebut di komunitas mereka sendiri. Dengan adanya kader-kader yang terlatih, program pencegahan stunting diharapkan dapat terus berjalan meski program KKN telah selesai.

Ibu-ibu yang telah mengajukan diri dan terpilih menjadi Kader GASPPRO/dok. pri

Pengkaderan tidak berhenti pada pelatihan saja. Setelah selesai menjalani pelatihan, para kader akan terus mendapatkan pendampingan dari Mahasiswa KKN Kolaboratif Posko 076, meskipun dalam intensitas yang lebih ringan. Pendampingan ini dilakukan untuk memastikan bahwa para kader dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka pelajari dengan baik. Para kader juga akan dimonitoring oleh mahaiswa KKN-K secara rutin yang tujuannya adalah untuk menilai efektivitas program dan mencari solusi atas kendala-kendala yang mungkin dihadapi.

Selain fokus pada penanganan stunting, para kader juga akan berperan penting dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat. Mereka akan menjadi penggerak utama dalam produksi dan pemasaran produk-produk sehat yang telah dikembangkan, seperti nugget sehat. Dengan keterampilan yang mereka miliki, para kader diharapkan dapat membantu ibu-ibu rumah tangga lainnya untuk memulai usaha kecil-kecilan yang berfokus pada produk berbasis gizi.

Mahasiswi KKN Kolaboratif posko 076 selama materi pengkaderan. Kiri: [Siti Aisyah], kanan: [Evi Destriana Sari]/sdok. pri

"Kami ingin memastikan bahwa setelah kami kembali ke kampus, upaya penanggulangan stunting ini tidak berhenti begitu saja. Kader-kader inilah yang nantinya akan menjadi motor penggerak di desa," ujar [Evi Destriana Sari], salah satu mahasiswi KKN-K yang terlibat dalam program ini.

Hari terakhir pengkaderan sekaligus perpisahan dengan Paud Apel 25/dok. pri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline