Jember, 10 Agustus 2024 - Mahasiswa/i KKN Kolaboratif #3 Kelompok 027 di Desa Ampel mengadakan sosialisasi dan praktik pemanfaatan sampah plastik menjadi ecobrick di SD NU 04 Walisongo. Kegiatan yang dilaksanakan secara keseluruhan kepada siswa/i kelas 1 s/d 6 dalam upaya meningkatkan kesadaran bagaimana sampah plastik yang sering kali menjadi masalah lingkungan, dapat didaur ulang dan dimanfaatkan kembali. Selain itu, siswa/i akan dihimbau untuk mengumpulkan sampah plastik yang tidak terpakai; sampah plastik ini dapat berupa kemasan juga bungkus-bungkus makanan ringan, minuman, kemasan deterjen, kamtong plastik, dan lain-lain.
“Adanya kegiatan ini kami harapkan siswa/i di SD NU 04 Walisongo dapat mendapatkan pengetahuan baru dalam pengolahan sampah plastik menjadi ecobrick, sehingga para siswa/i bisa menjadikan sebuah inovasi baru agar sampah plastik yang ada di lingkungan sekitar tidak menjadi limbah plastik yang hanya dibuang saja”, ujar Iqbal Elza Wardana selaku koordinator desa KKN Kolaboratif #3 Kelompok 027.
Selama kegiatan sosialisasi ini, mahasiswa/i KKN Kolaboratif #3 Kelompok 027 memberikan materi singkat tentang pengertian, manfaat, hingga cara pembuatan ecobrick. Para siswa/i akan mendapatkan pengetahuan praktis tentang pentingnya pengelolaan sampah dan dampaknya terhadap lingkungan, serta membuat produk yang dapat dikreasikan dalam berbagai bentuk, seperti bangunan, taman, atau karya seni.
Kegiatan para siswa/i dengan ecobrick melibatkan proses yang mendidik dan kreatif, dimana siswa belajar bagaimana mengolah sampah plastik menjadi produk yang berguna, dengan mengumpulkan berbagai jenis sampah plastik, kemudian memotong plastik tersebut menjadi potongan-potongan kecil untuk memudahkan pemadatan. Setelah itu, potongan plastik ke dalam botol plastik, menekan dan memadatkannya hingga botol menjadi padat dan kaku. Hasil padatan botol akan dibentuk menjadi penghias taman di area lingkungan . Proses ini tidak hanya membantu mengurangi sampah plastik, tetapi juga mengedukasi siswa/i terkait teknik pengelolaan sampah yang inovatif.
“Kegiatan ini dapat meningkatkan keterampilan kerja sama dan tanggung jawab dalam membangun rasa peduli terhadap lingkungan. “Kegiatan ini juga memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermanfaat, menginspirasi siswa/i untuk menjadi pelopor dalam upaya pelestarian lingkungan”, ujar Ibu Lilis selaku kepala sekolah SD NU 04 Walisongo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H