Lihat ke Halaman Asli

Arek Gununglincing Bersatu Menyambut Suroan Bersama Mahasiswa KKN Kolaborasi 101

Diperbarui: 23 Juli 2023   12:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Acara suroan (santunan anak yatim dan pentas pagelaran wayang kulit oleh Ki Dirjo)/Dok. Pribadi

Gunungsari (22/07/2023) - Dusun Gununglincing, yang terletak di Desa Gunungsari, Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember, Jawa Timur merayakan suroan atau peringatan tahun baru Islam 1445 H dengan berbagai kegiatan bermakna. Suroan merupakan tradisi turun temurun yang dilaksanakan pada bulan Suro dalam penanggalan Jawa. Suro merupakan bulan pertama dalam sistem penanggalan Jawa.

Rangkaian dari kegiatan peringatan tahun baru Islam 1445 H tersebut antara lain yaitu santunan anak yatim dan pagelaran wayang kulit “Semalam Suntuk Ki Dalang Dirjo”. Acara dilaksanakan sebagai bentuk ungkapan syukur dan kepedulian sosial terhadap masyarakat sekitar, khususnya kepada anak yatim.

Kegiatan peringatan tahun baru Islam ini dilaksanakan di Simpang Empat Selatan Masjid Darul Muta’allimin pada pukul 19.00 WIB Ba’da Isya yang diawali dengan sambutan-sambutan dari para pejabat dan tokoh masyarakat sekitar yang turut menghadiri acara. 

Acara selanjutnya yaitu santunan anak yatim, para masyarakat dari berbagai kalangan, termasuk tokoh agama, tokoh masyarakat, dan para pejabat desa maupun kecamatan, berkumpul di tempat berlangsungnya acara untuk memberikan bantuan kepada anak-anak yatim piatu. Semangat kebersamaan dan kepedulian terlihat jelas dalam momen ini. Acara santunan anak yatim menjadi momen yang istimewa bagi mereka. Anak-anak yang kehilangan kasih sayang orang tua merasakan kehangatan dan kebahagiaan dalam acara tersebut.

Selain santunan anak yatim, peringatan tahun baru Islam 1445 H juga dirayakan dengan pagelaran wayang kulit yang memukau. Wayang kulit, sebagai seni tradisional Indonesia, dianggap sebagai medium untuk menyampaikan pesan moral dan religius kepada masyarakat. Pagelaran ini menjadi ajang edukasi bagi generasi muda tentang warisan budaya yang perlu dilestarikan.

Ki Dirjo, dalang ternama seantero Lumajang-Jember, memainkan lakon pewayangan yang menggambarkan kisah-kisah epik dari masa lampau. Tokoh-tokoh seperti Pandawa dan Kurawa tampil memukau dengan gaya khasnya masing-masing. Selama acara berlangsung, penonton diajak untuk merenung, bergurau dan mengambil hikmah dari cerita yang dibawakan.

Pagelaran wayang kulit di Dusun Gununglincing ini menjadi magnet bagi masyarakat sekitar, bahkan dari luar daerah. Keberadaannya turut mendukung pelestarian seni tradisional, yang semakin langka di tengah arus globalisasi. Sebagai bagian dari peringatan tahun baru Islam, pagelaran ini juga menciptakan ikatan sosial dan budaya antar warga, meningkatkan rasa persatuan dan kebersamaan.

Acara peringatan tahun baru Islam 1445 H di Dusun Gununglincing berhasil menciptakan kebahagiaan bagi anak-anak yatim serta meningkatkan apresiasi terhadap seni budaya. Semangat kepedulian dan gotong-royong yang ditunjukkan oleh masyarakat dalam acara ini menjadi contoh inspiratif untuk daerah-daerah lain dalam menjalin kebersamaan dan merayakan momen berarti dalam kalender hijriyah.

Peringatan tahun baru Islam ini pun ditutup dengan doa bersama untuk keselamatan dan kesejahteraan masyarakat serta harapan agar semangat kebaikan terus tumbuh dan berkembang di Dusun Gununglincing, Desa Gunungsari, Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline