Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Mahasiswa KKN Kolaboratif merupakan salah satu wujud nyata dalam mendukung peningkatan kualitas kesehatan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Dalam artikel ini, kita akan melihat bagaimana upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), Open Defecation Free (ODF), dan edukasi serta motivasi penguatan keluarga stunting dilakukan secara sinergis.
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
PSN adalah kegiatan yang bertujuan untuk memberantas tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk, khususnya nyamuk Aedes aegypti yang menjadi penyebab demam berdarah. Dalam program KKN ini, mahasiswa turut serta melakukan survei ke rumah-rumah warga untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi potensi sarang nyamuk. Mereka didampingi oleh kader posyandu setempat yang memiliki pemahaman mendalam tentang lingkungan dan kebiasaan warga.
Mahasiswa KKN Kolaboratif dan kader posyandu bekerja sama untuk memastikan bahwa warga memahami pentingnya membersihkan lingkungan sekitar dari genangan air dan tempat-tempat yang dapat menjadi sarang nyamuk. Edukasi ini mencakup cara-cara sederhana namun efektif seperti menutup rapat-rapat tempat penyimpanan air, membersihkan bak mandi secara rutin, dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air.
Open Defecation Free (ODF)
ODF adalah gerakan untuk menghilangkan praktik buang air besar sembarangan, yang dapat menyebabkan berbagai penyakit dan mencemari lingkungan. Survei ODF dilakukan oleh mahasiswa KKN Kolaboratif bersama kader posyandu untuk memetakan kondisi sanitasi di rumah-rumah warga. Kegiatan ini penting untuk memahami sejauh mana masyarakat sudah menerapkan kebiasaan sehat dan memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi yang memadai.
Edukasi dan Motivasi Penguatan Keluarga Stunting
Setelah melakukan survei PSN dan ODF, kegiatan dilanjutkan dengan edukasi dan motivasi penguatan keluarga stunting yang bertempat di Posyandu Tulip 54. Edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai stunting, yaitu kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis. Stunting tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan fisik anak, tetapi juga perkembangan otaknya.