Lihat ke Halaman Asli

KKN Kelompok 27

UM Surabaya

Mengelola Warisan Budaya: Mahasiswa KKN 27 Universitas Muhammadiyah Surabaya Membatik di Desa Batik, Gundhi, Bubutan, Surabaya

Diperbarui: 10 Agustus 2024   00:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi KKN 27

Kecamatan Bubutan, 7 Agustus 2024 - Dalam rangka kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN), Mahasiswa Univeristas Muhammadiyah Surabaya berupaya melakukan pengembangan warisan budaya, yaitu "Batik". 

Dalam rangka melaksanakan Program Kerja, salah satu kelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya yakni kelompok 27 Bubutan, pada tanggal 7 Agustus 2024 mengunjungi Galeri Batik yang terletak di Desa Gundhi, Kota Surabaya. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan branding usaha Batik dengan menambahkan logo Muhammadiyah. Kelompok 27 Bubutan, yang terdiri dari 21 orang mahasiswa melakukan Pembatikan dengan didampingi oleh Dosen Pembimbing serta Ibu-Ibu dari Aisyiyah  guna memastikan kelancaran kegiatan.

dokumentasi kkn 27


Setibanya di Galeri Batik, kelompok 27 disambut dengan hangat oleh Ibu-Ibu Aisiyah, yang mana beliau juga ikut turun dalam menyukseskan galeri batik, . Kunjungan diawali dengan penjelaskan sejarah berdirinya Galeri Batik Hingga Batik mejadi salah satu icon yg m,enonjol di desa Gundhi, hingga telah berkembang menjadi salah satu pusat kerajinan batik ternama di Surabaya.

Acara dilanjutkan dengan tahap pertama pembatikan. yaitu penggambaran pola diatas kain. Dalam penggambaran pola ini kami menggunakan tekhnika penjiplakan, melalui pola yang telah di cetak di, kemudian di gambara sesuai pola menggunakan pensil.

tahap berikutnya yaitu pencantingan, pada tahap ini dibutuhkan ketekunan,ketelitian dan berhati hati. untuk penggambaran pada proses  ini, menggunakan lilin khusus membatik, yang dipanaskan diatas kompor eletrik untuk menjaga kestabilan suhu. "Hati-Hati terlalu banyak lilin, bisa menyebabkan luber, dan menetes di kain" ujar salah satu Ibu Aisyiyah, pasalnya jika terjadi kesalahan pada kai, lilin tidak bisa dihilangkan.

setelah pencantingan menggunakan lilin, dilanjutkan dengan pewarnaan, pada tahap ini, kita harus memastikan pola canting sudah salinmg menutup, jika tidak, warna akan melebar ke seluruh kain.

kkn 27

Secara keseluruhan, kunjungan ini merupakan langkah strategis dalam upaya meningkatkan penjualan batik melalui branding serta, memperkaya pengalaman belajar mahasiswa, mendorong rasa bangga terhadap budaya lokal, dan menciptakan generasi yang lebih sadar dan peduli terhadap kekayaan budaya bangsa serta




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline