Lihat ke Halaman Asli

Majuh! Cegah Stunting

Diperbarui: 28 Juli 2023   22:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Menilik lebih jauh target Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, untuk mengentaskan permasalahan stunting sebesar 14% pada tahun 2024 menjadi fokus utama terhadap program kerja KKN Kelompok 245 Desa Banjarsengon. Dalam merealisasikan hal tersebut, para mahasiswa menciptakan sejumlah program kerja yang bertujuan untuk menekan angka stunting di Desa Banjarsengon. Sebagai gambaran, program kerja yang akan dilaksanakan adalah penyuluhan dan pemberdayaan dengan responden ibu yang memiliki anak usia 0 - 24 bulan.


Berdasarkan pemaparan Bidan Wilayah Banjarsengon (Ibu Nietha) yang menyatakan bahwa angka stunting di Desa Banjarsengon mencapai 17 anak per Februari 2023. Untuk membuat data tersebut semakin valid, para mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok guna terjun langsung melakukan survey kepada kader pada setiap pos alamanda yang terletak di Banjarsengon. Kegiatan tersebut meliputi pemeriksaan buku KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk melihat capaian layanan kesehatan yang telah diberikan kepada responden, seperti pengukuran TB dan BB, imunisasi dan penyakit penyerta.


Pada awalnya, mahasiswa KKN Kelompok 245 Banjarsengon terhambat untuk mengetahui letak setiap pos alamanda  yang ada di Banjarsengon, sehingga meminta bantuan kepada Bapak Sujud selaku BABINSA (Bintara Pembina Desa) untuk mengarahkan ke setiap pos alamanda. Setelah mengunjungi lima pos alamanda tersebut, ada beberapa kader yang tidak berada di pos alamanda sehingga diperlukan pendataan kembali. Data yang telah didapatkan akan diolah untuk mendapatkan intervensi sesuai range usia anak sesuai keputusan yang telah dimusyawarahkan.


Sejalan dengan hal tersebut, mahasiswa KKN kelompok 245 Banjarsengon juga mempersiapkan materi terkait stunting meliputi pemenuhan gizi, imunisasi, dan massage untuk selanjutnya akan disosialisasikan pada saat posyandu berlangsung. Maka dari itu, diperlukan kolaborasi yang seiras antara mahasiwa, relawan kesehatan dan perangkat desa untuk mensukseskan program kerja yang dicanangkan sebagai bentuk kontribusi mahasiswa kepada masyarakat dan negara.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline