Jember- Kuliah Kerja Nyata Kolaboratif (KKN-K) merupakan kegiatan KKN yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. KKN ini dilakukan secara kolaboratif oleh 13 Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta se Kabupaten Jember dan diikuti oleh 2485 mahasiswa.
KKN-K ini tersebar di seluruh desa Kabupaten Jember salah satunya adalah Desa Silo. Mahasiswa yang ditempatkan di Desa Silo berasal dari beberapa perguruan tinggi antara lain UIJ, UNEJ, UNMUH, UDS, dimana anggota KKN di setiap desa beranggotakan 10 mahasiswa yang merupakan gabungan dari Perguruan Tinggi se- Jember.
Desa Silo merupakan desa ke-8 di wilayah Kecamatan Silo dengan jumlah penduduk 1.1619 jiwa yang terdiri dari 6 dusun 24 RT dan 51 RW. Desa Silo sendiri terletak di Kabupaten Jember. Mayoritas penduduk Desa Silo berprofesi sebagai petani.
Kepala Desa Silo, Bapak Arpa menjelaskan, "Mayoritas penduduk silo berprofesi sebagai petani, buruh dan juga pelaku UMKM, salah satunya pengrajin batu. Namun masih banyak yang bekerja di luar Jawa atau merantau, hal ini terjadi karena kurangnya lapangan pekerjaan di Desa Silo. Saya harap Desa Silo dapat menjadi desa mandiri dengan mengembangkan potensi yang ada salah satunya melalui pengrajin batu yang menjadi unggulan di desa sini".
Kerajinan batu merupakan salah satu produk unggulan di Desa Silo, bukan hanya dipasarkan diluar negeri bahkan peminatnya merambah hingga pasar mancanegara. Untuk pengiriman lokal terbesar yakni Bali sedangkan untuk mancanegara antara lain pemarasan di Prancis dan Australia. Adapun kerajinan yang dihasilkan dari batu antara lain kalung kesehatan, kapak, keris, hiasan dll. Namun dalam proses pemasarannya masih terkendala beberapa hal antara lain besarnya biaya pengiriman, promosi yang kurang meluas serta dalam proses produksi menggunakan system made by order yang artinya barang akan dibuat berdasarkan permintaan saja, sedangkan untuk bentuk yang banyak peminatnya terdapat stok yang disediakan, kendala lainnya yaitu tidak adanya karyawan atau di kerjakan sendiri oleh Bapak Misli, salah satu pengrajin batu. Dalam 2-3 hari menghasilkan satu karya batu dengan diameter 30cm sampai 40cm. Harganya pun bervariasi mulai dari 250ribu hingga jutaan tergantung bentuk, ukuran dan tingkat kerumitannya.
Pengrajin batu hanya membuat berdasarkan permintaan. Hal ini mengakibatkan pengrajin tidak ada pemasukan selama memproduksi pesanan "Kan ini kebanyakan dibuat berdasarkan order dik, dampak PPKM ini juga mnejadi salah satu kendala, jadi selama PPKM dan Trend batu akik saya kekurangan tenaga kerja dan penjualan menurun, selain itu kendala lain ongkir yang saya keluarkan tidak murah, banyak juga barang yang belum diambil dik karena konsumen kesulitan dalam pengiriman, impian saya adalah membuat Desa Silo menjadi desa penghasil kerajian batu karena Silo sendiri banyak sekali jenis- jenis batu yang dapat dimanfaatkan agar bisa bernilai jual tinggi" ujar salah satu pengrajin batu di Desa Silo.
Oleh karena itu, Mahasiswa KKN Kolaboratif kelompok 52 Desa Silo bersedia membantu dalam upaya meningkatkan potensi tersembunyi di Desa Silo salah satunya dengan melalui media social dan memberikan pelatihan untuk mendorong kemajuan sektor perekonomian yang ada, sehingga dapat mendongkrak adanya pemasukan tetap di warga Silo dan masyarakat luar dapat mengenal Desa Silo.