Pada Minggu (23/08), Desa Andongrejo telah melaksanakan karnaval yang merupakan rangkaian lomba Hari Kemerdekaan Indonesia di desa ini. Karnaval ini tidak hanya sebatas karnaval biasa, tetapi juga menjadi ajang lomba. Lomba karnaval ini dilaksanakan mulai pukul 13:00 WIB hingga 17:00 WIB.
Seperti lomba-lomba sebelumnya, lomba karnaval ini juga mendapat antusiasme yang tinggi dari masyarakat Desa Andongrejo sendiri. Lomba karnaval ini dibagi menjadi dua tingkat, yakni tingkat pendidikan dan tingkat umum. Tingkat pendidikan diikuti oleh Pos Paud Kenanga 84 dan 85, TK Baitul Muttaqin, SDN Andongrejo 1, 2, dan 3, Ponpes Miftahul Huda, serta SMP 03 Tempurejo. Sementara pada tingkat umum diikuti oleh RW 001 sampai RW 010, Dusun Bandealit, dan SH Terate. Sehingga total kelompok peserta dari lomba karnaval ini berjumlah 20 kelompok.
Karnaval ini mengangkat tema "Kampung Etnik Nusantara". Dari tema ini lah muncul kreatifitas masyarakat untuk menunjukkan keunikan di masing-masing kelompok mereka. Tidak hanya berdandan memakai baju sesuai tema dan berjalan dari start ke finish, setiap kelompok nantinya akan menunjukkan penampilan mereka di hadapan juri.
Seluruh anggota kelompok 40 KKN Kolaboratif berkesempatan menjadi juri dari lomba karnaval ini. Penjurian dibagi menjadi lima pos yang berarti terdapat lima kelompok. Masing-masing kelompok juri terdiri dari dua orang. Sehingga, tidak hanya berfokus menjadi juri, di kesempatan ini pula kami dapat menonton semua kelompok peserta dengan leluasa.
Setiap kelompok peserta memiliki keunikannya masing-masing. Ada yang membawa kebudayaan seluruh nusantara, ada yang menggunakan adat Bali, adat Dayak, pakaian Tari Gandrung, ada yang membawakan lagu Lathi milik Sara Fajira, sampai kelompok kakek-nenek memakai adat Jawa menjadi perwakilan di satu RW.
Tak lupa Bapak Kades dan Ibu Kades yang berpartisipasi di kelompok khusus Ibu-Ibu PKK tetapi tidak ikut dalam penilaian juri. Keduanya memakai kostum karnaval JFC (Jember Fashion Carnaval) yang tentu menjadi perhatian masyarakat setempat. Selain itu, perwakilan dari kelompok Karang Taruna pun ikut berpartisipasi dan mereka tidak ikut serta dalam penilaian. Katakan saja keberadaan keduanya sebagai peramai suasana dan bukti antusias mereka yang menunjukkan tidak hanya dari masyarakat saja.[]