Lihat ke Halaman Asli

Pemberdayaan Warga Melalui Budidaya Jamur Tiram Oleh Mahasiswa KKN Kolaboratif #3 Bersama Warga Desa Mojogemi, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember

Diperbarui: 24 Agustus 2024   06:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KKN Kolaboratif 213

Jember, 11 Agustus 2024 – Mahasiswa KKN Kolaboratif #3 melaksanakan Pelatihan Budidaya Jamur Tiram untuk Pemberdayaan Warga di Desa Mojogemi, Sukowono. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 11 Agustus 2024 yang diikuti oleh sebagian warga Desa Mojogemi terutama ibu-ibu yang digunakan sebagai penghasilan sampingan. Acara ini dilakukan di Balai Desa Mojogemi, Sukowono. Acara ini merupakan hasil perwujudan ide antara Mahasiswa KKN Kolaboratif dan Warga Desa Mojogemi untuk meningkatkan keterampilan dan perekonomian.
 
Sebelum dilaksanakan pelatihan jamur tiram ini, diadakan Sosialisasi Rencana Program Kerja oleh anggota KKN Kolaboratif 213 yang salah satunya yaitu Pelatihan Budidaya Jamur Tiram. Kemudian, ada beberapa warga yang sangat antusias untuk mempelajari lebih lanjut terkait budidaya jamur tiram. Sehingga, mahasiswa KKN Kolaboratif mengambil kegiatan pelatihan budidaya jamur tiram ini sebagai program kerja utama yang disetujui. “Saya mendukung program ini semoga bermanfaat bagi seluruh warga Desa Mojogemi” ujar Bapak Zainal Hafifi.
 Pelaksanaan program ini dimulai dengan tahapan sosialisasi kepada masyarakat di Desa Mojogemi. Tahapan dari pelatihan teknik budidaya jamur tiram, dimulai dari persiapan media tanam, inokulasi, perawatan hingga panen. Pelatihan dilakukan oleh tim KKN Kolaboratif 213 yang telah dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan dari UD. Bandar Jamur oleh bapak Ansori. Selain pelatihan teknis, program ini juga menyertakan pelatihan manajemen usaha, pemasaran, dan pengelolaan keuangan sederhana. Hal ini penting agar kelompok perempuan di Desa Mojogemi tidak hanya mampu memproduksi jamur tiram tetapi juga dapat memasarkan dan mengelola usaha mereka dengan baik.

KKN Kolaboratif 213

Budidaya jamur tiram semakin dikenal sebagai salah satu usaha pertanian yang memiliki potensi besar untuk pemberdayaan warga, terutama di komunitas-komunitas yang masih berkembang. “Jamur tiram, dengan siklus pertumbuhannya yang relatif cepat dan membutuhan modal yang tidak terlalu besar, menawarkan peluang ekonomi yang menjanjikan bagi banyak orang” ujar Bapak Ansori. Namun, dampaknya tidak hanya berhenti pada aspek ekonomi; budidaya jamur tiram juga dapat menjadi alat penting untuk memberdayakan warga, dan meningkatkan keterampilan.

KKN Kolaboratif 213

Budidaya jamur tiram merupakan salah satu sektor agribisnis yang potensial untuk dikembangkan di pedesaan. Di Desa Mojogemi, Kecamatan Sukowono, mayoritas penduduk bekerja di sektor pertanian dengan pendapatan yang terbatas. Oleh karena itu, KKN Kolaboratif 213 hadir dengan program budidaya jamur tiram sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan ekonomi keluarga, khususnya melalui pemberdayaan perempuan. Program ini dirancang untuk memberikan keterampilan baru bagi warga di desa tersebut, dengan harapan dapat membantu mereka mendapatkan penghasilan tambahan. Dampak positif dari program ini tidak hanya terlihat dari peningkatan pendapatan keluarga, tetapi juga dari segi pemberdayaan wanita. Mereka menjadi lebih mandiri, memiliki keterampilan baru, dan mampu berkontribusi lebih banyak terhadap ekonomi keluarga. Selain itu, budidaya jamur tiram dipilih karena prosesnya yang relatif mudah dan dapat dilakukan dengan biaya yang tidak terlalu besar. Sehingga Tim KKN dan warga Desa Mojogemi mampu bekerja sama untuk mencari mitra pemasaran setempat.
 

KKN Kolaboratif 213

Kesimpulan : Program budidaya jamur tiram yang dilakukan oleh KKN Kolaboratif 213 di Desa Mojogemi berhasil memberdayakan wanita dan meningkatkan pendapatan keluarga. Program ini menunjukkan potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut dengan dukungan yang memadai. Melalui program ini, KKN Kolaboratif 213 tidak hanya membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup wanita di Desa Mojogemi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline