Lihat ke Halaman Asli

Revitalisasi Kebun Gizi Dalam Upaya Pencegahan Stunting di Desa Silo

Diperbarui: 20 Agustus 2023   18:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok pribadi

Dalam upaya pencegahan Stunting pada anak usia dini,  kelompok Kuliah Kerja Nyata Kolaboratif 050 Desa Silo ikut ambil bagian dalam membuat kebun gizi untuk anak-anak Stunting yang ada di Desa Silo, Jember pada minggu ke-5 kami menjalankan KKN.

Di Desa Silo sendiri terdapat beberapa posyandu di tiap dusunnya, dan dari data yang didapat pada bulan Februari 2023 terdapat data stunting tertinggi di 2 dusun yaitu Dusun Sumberpakem sebanyak 10 anak stunting dan Dusun Krajan 12 anak stunting. Banyaknya data anak stunting tersebut didapat dari berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan yang tidak mencapai kriteria. Di Indonesia indikator umum yang digunakan untuk mengukur stunting pada anak adalah dengan menggunakan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), tinggi badan menurut usia (TB/U), dan berat badan menurut usia (BB/U).

Kebun gizi merupakan salah satu wujud penerapan gizi seimbang dalam kehidupan masyarakat. Sehingga dalam satu inovasi tersebut masyarakat dapat sekaligus menerapkan dua aspek dalam Pedoman Gizi Seimbang (PGS) yaitu mengonsumsi beranekaragam makanan dan mengonsumsi sayur dan buah setiap hari. 

Berdasarkan uraian diatas, pada minggu ke-5 KKN, diadakan sebuah kegiatan revitalisasi dan penanaman bibit sayuran di lahan sebelah utara kantor Balai Desa Silo yang bertujuan untuk mengurangi permasalahan stunting melalui pendekatan kecukupan gizi keluarga dengan memanfatkan lahan yang ada.

Lahan sebelum dilakukan revitalisasi/Dok pribadi

Tanaman yang ditanam meliputi sayuran terong, cabai, tomat, jeruk purut, singkong, dan kelor. Proses penanaman dilakukan dengan memilih benih yang unggul dan dilakukan secara blok dan dibedakan pertanaman. Kedalaman lubang tanam berkisar 3--9 cm dengan jarak tanam 30 cm. Tanah yang telah dilubangi kemudian diberi campuran kotoran sapi kemudian dimasukkan bibit dan ditutup.

Proses Pencampuran tanah dengan kotoran sapi/Dok pribadi

Kebun gizi diberikan paranet pada bibit tumbuhan yang masih kecil. Kegunaan dari paranet itu sendiri adalah Paranet dengan kerapatan 80% mampu menghalau sinar matahari sehingga sinar matahari yang sampai di tanaman hanya 25%. Saat tanaman mendapatkan terlalu banyak sinar matahari, ia akan menjadi kusam dan layu. Paranet mampu memecah butiran air sehingga tekanan air yang mengenai tumbuhan dapat berkurang.

Penyiraman dilakukan secara hati-hati menggunakan gayung kecil dan dilakukan pada pagi dan sore hari. Selain dilakukan penyiraman, kami juga memberikan vitamin tambahan sehari sekali.

Dengan adanya kebun gizi ini diharapkan kebutuhan masyarakat akan zat gizi dapat dipenuhi secara mandiri. Masyarakat juga tidak perlu harus selalu membeli bahan makanan yang dibutuhkan sehingga dapat menghemat pengeluaran karena masyarakat dapat mengambil bahan-bahan yang diperlukan apabila tersedia di kebun gizi tersebut. Dengan demikian diharapkan kebutuhan zat gizi masyarakat terpenuhi dan status gizi serta status ekonomi akan meningkat.

Proses penanaman sayuran/Dok pribadi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline