Lihat ke Halaman Asli

Kelompok KKNK 009 Gumukmas

Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kolaboratif

KKN-K 009 Desa Gumukmas: Menggali Potensi SDA Desa yang Berdaya Nilai Ekonomi dan Ramah Lingkungan

Diperbarui: 23 Juli 2023   16:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi Saat Observasi

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata kolaboratif (KKN-K) merupakan kegiatan yang diselenggarakan  oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M). Kegiatan ini dilakukan secara kolaboratif yang merupakan gabungan dari berbagai universitas. Kegiatan KKN-K periode II dilaksanakan selama 40 hari tepatnya pada tanggal 17 Juli hingga 27 Agustus 2023. Kegiatan ini mengusung tema ''Pemaksimalan Peran Perguruan Tinggi Dalam Mewujudkan SDGs Desa di Kabupaten Jember''.  

Desa Gumukmas menjadi lokasi terpilih bagi kelompok KKN-K 009 dalam melangsungkan masa KKN (Kuliah Kerja Nyata). Desa Gumukmas berada di bagian barat daya dari Kabupaten Jember. Desa ini memiliki beberapa potensi dalam bidang pertanian, peternakan, dan perikanan. Dari ketiga potensi tersebut, salah satu potensi yang dapat diunggulkan adalah dari sektor pertaniannya. 

Sektor pertanian menjadi salah satu sektor penting bagi kemajuan Desa Gumukmas. Keunggulan sektor pertanian yang dimiliki oleh Desa Gumukmas salah satunya adalah Pertanian Jagung. Luasnya lahan pertanian yang ditanami jagung dan juga tingginya harga jagung di pasaran sekitar Gumukmas membuat warga memilih untuk mencari sumber pendapatan dari pertanian jagung tersebut, baik menjadi seorang petani jagung ataupun menjadi seorang pelaku usaha yang memanfaatkan bahan baku dari jagung.  

"Masyarakat disini banyak yang jadi petani jagung. Nah, bonggol jagung itu banyak dibuat jadi bahan bakar memasak mereka, ya belum ada pengolahan lagi cuma sekedar itu aja." Ucap Kasun Krebet, Bapak Misan.

Berangkat dari realitas sosial yang ada di Desa Gumukmas, sebagian besar masyarakat desanya belum memanfaatkan hasil pertanian jagung secara maksimal. Saat masa panen jagung, mereka hanya memanfaatkan biji jagungnya saja sedangkan bonggol atau janggel jagungnya dibiarkan begitu saja atau hanya dijemur dan kemudian dijadikan bahan bakar untuk memasak sehari-hari oleh warga desa Gumukmas. Hal tersebut dapat terlihat secara langsung ketika kelompok KKN-K 009 melakukan observasi di Desa Gumukmas. 

Selama perjalanan ke lokasi survei terlihat banyak warga desa yang menjemur bonggol atau janggel jagung hingga kering di depan halaman mereka untuk bahan bakar memasak, layaknya sebagai pengganti kayu bakar biasa saja dan tidak ada pengolahan lebih lanjut.

"Nah, itu yang saya maksudkan tadi, saya ajak kalian bareng-bareng keliling desa ini supaya kalian yang berkegiatan KKN ini tahu potensi-potensi di desa ini yang bisa dimanfaatkan secara maksimal kedepannya," Ucap Sekdes Gumukmas,  Bapak Surojo.

Dari hasil observasi yang dilakukan, kelompok KKN-K 009 melihat adanya permasalahan yang muncul di Desa Gumukmas yaitu perlu adanya pengembangan inovasi terkait pemanfaatan bonggol atau janggel jagung. Bonggol jagung yang awalnya langsung dikeringkan untuk dijadikan bahan bakar memasak dapat diolah lagi menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis lebih berupa briket. 

Pemanfaatan bonggol jagung sebagai bahan utama pembuatan briket dapat mengoptimalkan limbah jagung yang ada di Desa Gumukmas. Selain itu, pemanfaatan bonggol jagung dapat meningkatkan pendapatan petani karena limbah jagung yang awalnya hanya digunakan sebagai bahan bakar memasak dibuat menjadi sebuah produk yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Briket bonggol jagung merupakan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Briket ini efektif untuk menggantikan bahan bakar minyak tanah dan gas elpiji.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline