Lihat ke Halaman Asli

KKN MIT 18 JOHOREJO GEMUH

Mahasiswa Uin Walisongo Semarang

Tim Pendamping Keluarga di Desa Johorejo

Diperbarui: 20 Agustus 2024   23:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Tim KKN bersama Tim TPK (Dokpri)

Tim Pendamping Keluarga atau bisa disebut dengan (TPK) adalah kelompok yang berperan dalam meningkatkan kesehatan, mendata perkembangan pertumbuhan seseorang. Dan kesejahteraan keluarga, terutama dalam mengatasi masalah stunting biasanya ini ada dibawah koordinator desa. TPK melakukan pendataan bayi di bawah dua tahun (Baduta) dan ibu hamil, memberikan penyuluhan, serta memfasilitasi akses ke layanan kesehatan dan bantuan sosial.
Setiap tim terdiri dari petugas kesehatan dan kader yang bertugas mendampingi keluarga, mencatat perkembangan kesehatan, dan melaporkan data untuk perencanaan program kesehatan. TPK didesa Johorejo dilakukan setiap satu bulan sekali dalam posyandu berbeda beda. Ada 3 posyandu didesa johorejo setiap 1 posyandu ada kelompok sendiri untuk mendata perkembangan ibu hamil, baduta dan lansia. Dan itu dilaksanakan TPK secara bergantian

Berikut kegiatan TPK didesa Johorejo.
1. keliling (kunjungan) ke rumah baduta
2. dilakukan sesudah posyandu di tiap pos
3. petugas ada di tiap pos dan disertai nakes
4. 1 bulan 1kali
5. tgl 27 di tiap bulan sudah setor data ke kecamatan
6. mendata baduta, ibu hamil & ibu nifas
7. mendata anak stunting (tingginya kurang) & wasting (kurus)


Manfaat Mengikuti TPK
1. Mencegah stunting generasi anak bangsa oleh karena itu Pengurus TPK selalu mengawasi dan memberikan gizi vitamin yang baik kepada ibu hamil, anak-anak dan baduta
2. Selalu diperhatikan kesehatannya, selalu dipantai perkembangan selama satu bulan sekali
3. Selalu memberikan informasi dan edukasi kepada keluarga tentang kesehatan, gizi, dan pentingnya perawatan yang tepat.

Menurut Deputi Kemeko Agus Suprapto, kehadiran TPK di lapangan memungkinkan pemantauan langsung terhadap masalah kesehatan di tingkat desa. Target penurunan angka stunting menjadi 14 persen pada 2024 diharapkan tercapai melalui upaya kolaboratif ini, yang juga melibatkan intervensi lintas sektor untuk menangani masalah kesehatan secara komprehensif. Dari berita ini diharapkan anak anak khususnya di desa Johorejo tidak ada anak yang stunting

Peranan TPK didesa Johorejo sangatlah berarti bagi para warga disini jika tidak ada TPK tidak tau kedepannya berapa banyak jumlah anak yang stunting karena tidak adanya pengecekan gizi dan vitamin yang diberikan. Ucapan salah satu warga di desa johorejo mengatakan Alhamdulillah tahun ini cek stunting tidak hanya untuk anak kecil saja taapi bisa wae balita, ibu hamil dan remaja Ujarnya 

Dalam kegiatan hal ini TPK didesa johorejo bisa membantu dalam mengupayakan stunting di indonesia dengan peran yang strategis dan kerja sama dengan kesehatan yang baik antar pihak TPK bisa membantu meningkatkan kualitas hidup keluarga yang sehat di indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline