Lihat ke Halaman Asli

Tradisi "Seribu Tumpang dan Mageri Deso" Warnai Malam Satu Suro Desa Bulu

Diperbarui: 19 Juli 2023   20:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim media KKN

TRADISI "SERIBU TUMPANG DAN MAGERI DESO" WARNAI MALAM 1 SURO DESA BULU


Tim media KKN

Tim media KKN

Kabupaten Kediri -- Kelompok 3 Kuliah Kerja Nyata (KKN)  Institut Agama Islam Negeri Kediri bersama jajaran perangkat Desa Bulu Kecamatan Semen Kabupaten Kediri, sukses meriahkan malam 1 Muharram 1445 Hijriah dengan Gerakan "Seribu Tumpang dan Mageri Deso" pada Rabu (18/7) malam waktu setempat.

Diikuti oleh ribuan elemen, mulai dari seluruh warga, Polsek setempat, Banser,Fatayat, hingga murid-murid TPQ yang ada di desa Bulu, acara berlangsung lancar dan meriah. " Malam ini, telah disediakan seribu nasi tumpang dan puluhan tumpeng yang akan kita nikmati sama-sama, semoga dengan tradisi ini, seluruh warga desa Bulu tambah akur, gotongroyong juga diberikan keselamatan." Ucap Abdul Manaf, modin desa Bulu pada Sambutannya Rabu (18/7).

Sembari berkeliling desa, warga bersemangat melantunkan sholawat Likhomsatun dengan maksud "Mageri Deso" (Membentengi Desa) agar desa semakin aman mengingat banyaknya pantangan dalam adat jawa perihal malam satu suro. Selain itu, pakaian adat yang dikenakan jajaran perangkat desa menambah warna kirab atau pawai menjadi unik dan menarik.

Sya'roni, selaku Kepala Desa Bulu mengungkapkan bahwa, tradisi ini telah menjadi ciri khas desa sebagai tanda antusiasme warga pada rangkaian acara malam 1 muharram atau 1 suro dalam kalander jawa. Selain itu, Ia juga bermaksud memberikan kesadaran terhadap warga agar senantiasa menjalin kerukunan dan kekompakan. Rute pawai "Mageri Deso" dimulai dari Balai Desa sebagai titik kumpul, kemudian melewati 5 dusun yakni, Gapuk, Ngawinan, Karangdoro, Bogo dan Bulusan, kemudian kembali ke Balai Desa.

" Semoga dengan acara ini, seluruh warga dan elemen desa Bulu, dijauhkan dari bencana dan marabahaya, tetap semangat dalam menambah kerukunan." Tambahnya pada wawancara oleh tim KKN.

Setelah kembali ke Balai Desa, peserta pawai disambut oleh seribu pincuk nasi tumpang siap santap sebagai pelepas penat. Acara diakhiri dengan pembacaan do a oleh Yai Huda kemudian makan bersama di Balai Desa.

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline